Marketnews.id Kinerja emiten karya milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang tahun 2020 lalu memang mengalami penurunan signifikan. PT Wijaya Karya Persero Tbk, salah satu emiten BUMN Karya yang mengalami penurunan kinerja keuangan yang signifikan. Laba bersih perseroan anjlok hingga 88 persen, sementara pendapatan perseroan menurun hingga 39 persen. Bagaimana nasib emiten BUMN ini di tahun 2021.
Pandemi Covid-19 yang terjadi hingga saat ini membuat kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terpuruk. Laba perseroan tahun lalu anjlok drastis hingga 88 persen year on year (yoy) menjadi Rp322,34 miliar. Sementara penjualan perseroan juga turun 39 persen menjadi Rp16,54 triliun.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan meski terpukul akibat pandemi, namun perseroan sudah mempersiapkan beberapa strategi pemulihan di tahun 2021. Salah satu yang akan terus diperkuat adalah digitalisasi dalam proses bisnisnya agar tercipta efisiensi sehingga diharapkan bisa berkontribusi positif bagi pendapatan perseroan.
“Pandemi berdampak pada penjualan dan pendapatan kita sehingga memang yang kita harapkan setelah ada new normal mempersiapkan yang akan datang, terutama terkait operasional digitalisasi dan lainnya untuk hadapi pandemi,” kata Agung dalam webinar bertema mengukur infrastruktur WIKA, Rabu (14/4).
Agung menyatakan bahwa tahun 2021 ini, manajemen memasang target pendapatan tembus Rp27 triliun. Sementara target laba bersih perseroan diharapkan bisa mencapai Rp1,05 triliun. Untuk mencapai target itu, tahun ini perseroan akan memastikan holding hotel BUMN bisa terlaksana. Kemudian mendistribusikan motor gesit agar bisa menjangkau konsumen lebih besar.
“Akan besar – besaran distribusikan motor gesit, kira-kira di pertengahan ini akan kita pasarkan,” lanjut Agung.
Strategi lain adalah mempercepat penyelesaian pembangunan big plant asphalt Bitumen sehingga diharapkan bisa segera memberikan kontribusi bagi perusahaan. Lalu perseroan juga akan melakukan divestasi prima terminal petikemas.
“Memang kita punya rencana divestasi dengan nilai sekitar Rp174 miliar pada tahun 2021. Memang nilainya tidak terlalu besar karena dari segi keuangan udah cukup baik, kita divestasi yang minor-minor saja,” pungkas dia.