Home / Korporasi / BUMN / Garuda Indonesia (GIAA) Akhirnya Disuntik Modal Lagi Rp 23,67 Triliun. Di 2026 Ditargetkan Sudah Untung

Garuda Indonesia (GIAA) Akhirnya Disuntik Modal Lagi Rp 23,67 Triliun. Di 2026 Ditargetkan Sudah Untung

MarketNews.id-Drama seri PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus berlanjut tidak kalah dengan drama Korea atau sinetron di televisi. Sejak sebelum Garuda Indonesia jadi Perusahan publik, drama utang perusahaan penerbangan pembawa bendera negara  ini terus berlanjut dari tahun ke tahun.

Terbaru, GIAA kembali dapat suntikan modal dari Danantara sebesar Rp 23,67 Triliun dari Rp30 Triliun yang diminta oleh manajemen GIAA. Menurut Dony Oskaria, Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, kebutuhan yang diperlukan oleh GIAA memang sebesar itu. Tahun depan, Dony optimistik kinerja GIAA akan mencatat hasil positif secara komersial.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria buka suara terkait adanya keputusan Danantara menyuntikkan modal kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sebesar Rp 23,67 triliun melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau privat placement.

Sebelumnya, Garuda Indonesia meminta penambahan modal dari Danantara dengan nilai US$ 1,84 miliar atau setara Rp 30,57 triliun (kurs Rp 16.617).
Dony menjelaskan, keputusan Danantara menyuntikkan modal sebesar Rp 23,67 triliun, atau lebih rendah dari usulan.

“Kita tidak melihat kembali lagi tidak angkanya tetapi bagaimana sebuah proses komprehensif dari pada turn around dan transformasi Garuda Indonesia bahwa saat ini yang dibutuhkan sejumlah itu,” katanya saat ditemui di Garuda Sentra Operasi, Cengkareng, Tangerang, Kamis (13/11/2025).

“Sehingga kita melakukan penambahan modal ke Garuda Indonesia sebesar Rp 23 triliun. Karena ini yang kita lakukan karena memang berdasarkan pada analisa,” tambahnya.

Sebagai informasi, pemegang saham Garuda Indonesia telah menyetujui penyertaan modal sebesar Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

Persetujuan ini didapatkan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Tangerang pada Rabu (12/11). Penyertaan modal dilakukan dengan setoran modal tunai sebesar Rp 17,02 triliun serta Konversi Utang Pinjaman Pemegang Saham sebesar Rp 6,65 triliun.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan mengatakan langkah strategis ini merupakan bagian dari rangkaian berkelanjutan upaya penyehatan dan transformasi kinerja Garuda Indonesia Group.

Glen mengatakan, penyertaan modal ini juga akan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kapasitas operasional, serta mempercepat agenda transformasi Garuda Indonesia Group termasuk anak usaha Citilink.
Harapannya, posisi ekuitas perusahaan secara konsolidasi akan kembali positif.

“Persetujuan pemegang saham terhadap penyertaan modal ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis.

Glen menjelaskan, dari total dana Rp 23,67 triliun, sekitar Rp 8,7 triliun (37%) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.

Sementara itu, Rp 14,9 triliun (63%) akan mendukung operasional Citilink yang terdiri atas Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019-2021.

Penyertaan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315.610.920.000 lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp 75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.

“Langkah ini juga memastikan keberlanjutan pencatatan saham Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia serta memperkuat posisi keuangan perusahaan untuk mendukung akselerasi transformasi jangka panjang,” katanya.

Langkah yang dilakukan oleh BPI Danantara baru sebatas upaya GIAA agar tetap bisa terbang sebagai maskapai penerbangan pembawa bendera negara serta memastikan keberlanjutan status sebagai perusahaan publik.

Sementara, akumulasi kerugian yang diderita oleh GIAA hingga kini belum tampak solusi pastinya. Dan drama minta tambahan suntikan dana buat modal diperkirakan akan kembali berulang  seperti yang sudah terjadi selama ini.

M Rizki A

Check Also

Fitch Rating Revisi Outlook Bank Maspion (BMAS) Dari Stabil Jadi Positif

MarketNews.id-Buat perusahaan publik yang akan lakukan aksi korporasi seperti menerbitkan surat utang atau instrumen keuangan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *