MarketNews.id- Pengendali baru Futura Energu Global (FUTR) yakni Aurora Dhana Nusantara atau Ardhantara menyatakan memiliki konsesi geothermal di Gunung Slamet melalui anak usahanya, Sejahtera Alam Energi.
Namun perusahaan dengan penerima manfaat akhir, Geremy Gandhi Mansukhani mengakui proyek geothermal itu masih dalam tahap eksplorasi aktif yang membutuhkan dana investasi sebesar Rp1,2 triliun.
Dana investasi awal itu untuk kegiatan geosurvey, pengeboran sumur eksplorasi tahap awal, dan pembangunan akses infratruktur utama.
Ardhantara menyatakan, proyek tersebut akan mendapat nilai ekonomis lebih maksimal jika melakukan pengeboran tambahan dengan target awal membangun pembangkit listrik 20 MW.
“Ardhantara sedang melakukan negosiasi dengan mitra global yang telah menyatakan minat bekerjasama di proyek konsensi Geothermal. Tahap pengeboran ini dijadwalkan dimulai pada Tahun 2026,” tanggapan manajemen FUTR atas pertanyaan BEI dikutip, Kamis 2 Oktober 2025.
Dalam tanggapan tersebut tersurat FUTR akan diarahkan sebagai induk usaha perusahaan energi hijau yang akan memayungi proyek-proyek energi, khususnya EBT.
Keterlibatan FUTR akan diwujudkan dalam bentuk penyertaan saham pada entitas operasional serta pengembangan struktur pemodalan untuk mendukung rencana kerja yang akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi para pemangku kepentingan perseroan.
Seperti diketahui, Ardhantara telah membeli 2.985.998.000 saham atau 45 persen FUTR dengan harga transaksi Rp11,00 atau total nilai transaksi Rp32,8 miliar pada tanggal 9 September 2025.
Adapun komposisi pemegang saham Ardhantara, 37,5 persen dikuasai Raka Energi Mandiri milik Geremy Gandhi Mansukhani. Lalu, Bina Wisesa Perkasa pegang 37,5 persen dan Amarta Inti Investama memiliki 25 persen saham Ardhantara.
Ardhantara juga tengah menjalani proses penyampaian dokumen penawaran tender wajib kepada OJK.
Abdul Segara