MarketNews.id-Waskita Karya (WSKT), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 2,2 persen secara tahunan menjadi Rp10,705 triliun pada akhir tahun 2024.
Pemicunya, pendapatan jasa konstruksi turun 9,5 persen secara tahunan menjadi Rp7,891 triliun. Senasib, pendapatan jalan tol menyusut 2,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,106 triliun. Tapi penjualan precast naik 101,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,342 triliun.
Menariknya, beban pokok pendapatan turun 10,16 persen secara tahunan menjadi Rp9,289 triliun. Sehingga laba kotor naik 130,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,415 triliun.
Walau beban umum dan administrasi turun 13,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,496 triliun. Emiten BUMN karya itu juga mengalami rugi lain lain sedalam Rp102,32 miliar pada tahun 2024. Sedangkan pos ini pada tahun 2023 membukukan pendapatan lain lain Rp1,499 triliun.
Sedangkan beban keuangan turun 1,8 persen secara tahunan menjadi Rp4,339 triliun. Dampaknya, rugi sebelum pajak bengkak 2,3 persen secara tahunan menjadi Rp3,864 triliun.
Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho melaporkan rugi bersih sedalam Rp2,589 triliun pada tahun 2024, atau menyusut 31,3 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai Rp3,77 triliun. Akibatnya defisit kian menukik 18,8 persen secara tahunan menjadi Rp16,289 triliun. Dampak berikutnya, total ekuitas berkurang 32,04 persen secara tahunan menjadi Rp7,884 triliun.
Pada sisi lain,jumlah kewajiban berkurang 17,5 persen secara tahunan menjadi Rp69,275 triliun pada akhir tahun 2024. WSKT tercatat menggunakan kas sedalam Rp2,3 triliun pada tahun 2024.
Laporan keuangan WSKT tahun 2024 mendapat opini wajar dalam semua hal material. Hanya saja, akuntan publik, Ade Ikhwan dari KAP Heliantono dan Rekan mengungkapkan adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan kemampuan WSKT untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Pemicunya, WSKT mengalami defisit Rp14,5 triliun dan total kewajiban lancar melampaui aset lancar sebesar Rp2,06 triliun pada akhir tahun 2024.
Sebenarnya manajemen WSKT telah menyusun tiga langkah untuk keluar dari kemelut itu.
Pertama, Mengimplementasi dan memonitoring secara berkala atas inisiatif 8 stream penyehatan keuangan. Kedua, mengimplementasi pemenuhan covenant dan kewajiban keuangan atas instrumen perbankan dan obligasi yang telah efektif direstrukturisasi.
Ketiga, memprioritaskan pemilihan proyek-proyek dengan risiko rendah yang memiliki uang muka dan skema pembayaran monthly payment demi keberlanjutan kegiatan.
Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho menyatakan kemampuan perseroan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan menghadapi tantangan eksternal bergantung pada kemampuan menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu, serta kemampuan untuk menjalankan operasi yang menguntungkan di masa depan.
“Asumsi kelangsungan usaha tunduk pada risiko dan ketidakpastian seperti yang dijelaskan di atas, sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan keadaan dapat berdampak pada kelangsungan usaha,” tulis Muhammad Hanugroho dalam catatan laporan keuangan tahun 2024 dikutip Kamis 10 April 2025.
Abdul Segara