MarketNews.id- Sarana Menara Nusantara (TOWR), membukukan pertumbuhan pendapatan 8,4 persen secara tahunan menjadi Rp12,735 triliun pada tahun 2024.
Bila dirinci, pendapatan sewa menara kepada pihak ketiga tumbuh 8,9 persen secara tahunan menjadi Rp11,473 triliun. Senada, pendapatan jasa lain kepada pihak ketiga meningkat 7,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,119 triliun. Tapi pendapatan kedua jasa yang sama kepada pihak berelasi turun 13,9 persen secara tahunan menjadi Rp142,46 miliar.
Walau beban pokok pendapatan bengkak 13,2 persen secara tahunan menjadi Rp3,996 triliun. Tapi laba kotor tetap tumbuh 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp8,739 triliun. Seirama, laba usaha meningkat 4,66 persen secara tahunan menjadi Rp7,265 triliun.
Namun laba sebelum beban pajak penghasilan menyusut 0,25 persen secara tahunan menjadi Rp3,536 triliun.
Menariknya, beban pajak penghasilan turun 28,9 persen secara tahunan menjadi Rp172,07 miliar. Sehingga laba tahun berjalan tumbuh 1,8 persen secara tahunan menjadi Rp3,364 triliun.
Direktur Utama TOWR, Ferdinandus Aming Santoso melaporkan, laba bersih Rp3,335 triliun pada tahun 2024. Hasil itu tumbuh 2,5 persen dibanding tahun 2023.
Alhasil laba per saham terkerek ke level Rp67 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp65 per helai. Pada gilirannya, saldo laba belum ditentukan penggunaannya bertambah 15,06 persen secara tahunan menjadi Rp19,121 triliun.
Sehingga total ekuitas tumbuh 15,7 persen secara tahunan menjadi Rp19,169 triliun.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 12,9 persen secara tahunan menjadi Rp58,659 triliun pada akhir tahun 2024.
Laporan keuangan tahun 2024 telah audit emiten telekomunikasi milik Keluarga Hartono ini akan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 23 April 2025. Dalam RUPST tersebut akan ditentukan penggunaan laba bersih tahun buku 2024.
Abdul Segara