MarketNews.id-Hari ini, Rabu 8 Januari 2025, tiga emiten baru diperdagangkan secara bersamaan di pasar sekunder. Ketiga emiten ini, masing-masing tercatat sebagai emiten pertama, kedua dan ketiga dan semuanya alami peningkatan signifikan hingga sesi pertama berakhir.
PT Asuransi Digital Bersama Tbk atau ADB Insure (YOII) jadi emiten pertama resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu 8 Januari 2025.
Pada debut perdananya, harga saham YOII dibuka di level Rp120 per saham, naik 20 persen dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp100 per saham.
“Dengan menjadi perusahaan terbuka, kami harapkan bisa berkembang, bekerja sama dengan investor baik dalam negeri maupun luar negeri, serta bisa meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan corporate governance untuk jadi perusahaan yang lebih baik,” kata Direktur Utama YOII, Adi Wibowo Adisaputro di Gedung BEI, Jakarta, pagi ini.
Pasca IPO, perseroan akan menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital. Dengan mengadopsi teknologi terkini, perseroan akan memusatkan upaya pada platform digital untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif.
“Seluruh proses pemasaran dan penjualan akan diintegrasikan secara online, memungkinkan pengelolaan data pelanggan yang lebih terstruktur dan efisien melalui sistem digital,” tutur Adi.
Di samping itu, perseroan juga akan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, data analitik, dan pemrosesan bahasa alami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional.
Teknologi tersebut memungkinkan perusahaan asuransi untuk melakukan analisis risiko yang lebih baik, memproses data dengan cepat, dan memberikan rekomendasi yang relevan kepada pelanggan.
YOII) menargetkan pendapatan premi antara Rp 420-430 miliar. Target tersebut meningkat pesat dari proyeksi capaian perseroan 2024 sebesar Rp 320 miliar.
Direktur Keuangan Asuransi Digital Bersama Randy Tandra menjelaskan bahwa perusahaan akan terus menyesuaikan strategi pemasaran dan produk sesuai dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital.
“Fokus utama kami adalah mengembangkan produk yang relevan dengan gaya hidup masyarakat, terutama asuransi perjalanan, yang mendapatkan respons positif dari pasar,” jelas Randy kepada media di Gedung BEI, Rabu 8 Januari 2025.
“Kami percaya bahwa digitalisasi adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern dan memperkuat daya saing perusahaan di industri asuransi,” tambah Randy.
Maka dari itu, dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat Lebih lanjut, sebagai perusahaan asuransi berbasis digital, YOII akan terus berinovasi dalam menghadirkan produk-produk yang relevan dengan gaya hidup masyarakat.
Dengan strategi yang terfokus pada digitalisasi dan pengembangan produk, YOII optimistis dapat mencapai target pendapatan premi dan memperkuat posisinya di pasar asuransi Indonesia.
“Langkah ini tidak hanya mempertegas komitmen kami untuk tumbuh, tetapi juga memberikan dampak positif bagi konsumen dan industri asuransi secara keseluruhan,” tambah dia.
Seperti diketahui, YOII menawarkan 412 juta lembar saham kepada publik, atau setara 12,03% dari modal yang disetor penuh setelah IPO. Dengan nilai nominal Rp 100 per saham, perusahaan berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 41,21 miliar.
Perseroan membagikan dua tujuan penggunaan dana. Pertama, sekitar 80 persen dana akan dialokasikan untuk biaya pemasaran, distribusi produk, dan peningkatan brand awareness perusahaan. Sedangkan sisanya, 20 persen akan diarahkan untuk pengembangan aplikasi digital, termasuk peningkatan infrastruktur data center, web hosting, dan keamanan sistem.