Home / Korporasi / BUMN / Defisit Rp15,8 Triliun, Muhammad Hanugroho Kembali Ragukan Kelangsungan Usaha WSKT

Defisit Rp15,8 Triliun, Muhammad Hanugroho Kembali Ragukan Kelangsungan Usaha WSKT

MarketNews.id- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menderita rugi bersih Rp2,159 triliun pada semester I 2024, atau bengkak 4,1 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat Rp2,072 triliun.

Dampaknya, defisit atau akumulasi rugi kian dalam 15,3 persen dibanding akhir tahun 2023 menyentuh Rp15,859 triliun pada akhir Juni 2024.

Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho menyampaikan pendapatan usaha sebesar Rp4,471 triliun pada semester I 2024. Hasil itu turun 15,1 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp5,272 triliun.

Pemicunya, pendapatan jasa konstruksi melorot 28,1 persen secara tahunan menjadi Rp3,122 triliun pada akhir Juni 2024.

Tapi penjualan precast melonjak 214,4 persen secara tahunan menjadi Rp610,96 miliar pada akhir Juni 2024. Sedangkan pendapatan jalan tol tumbuh 2,7 persen secara tahunan menjadi Rp563,3 miliar.

Menariknya, emiten karya BUMN ini dapat menekan beban pokok pendapatan sedalam 19,4 persen secara tahunan menjadi Rp3,876 triliun pada semester I 2024. Alhasil, laba kotor terkerek 28,7 persen secara tahunan menjadi Rp595,4 miliar.

Sayangnya, beban keuangan naik 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp2,299 triliun pada akhir Juni 2024. Dampaknya, rugi sebelum pajak menukik sedalam 18,8 persen secara tahunan menyentuh Rp2,568 triliun.

Terlebih, WSKT menguras kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi Rp1,451 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun 2024.

Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya Rp3,171 triliun pada semester I 2024. Tapi pada saat yang sama pengeluaran kepada pemasok mencapai Rp3,082 triliun. Ditambah pengeluaran kas kepada karyawan dan direksi Rp401,2 miliar. Selain itu, WSKT harus membayar beban keuangan Rp387,05 miliar dan pajak Rp772,8 miliar.

Dalam catatan atas laporan keuangan, Muhammad Hanugroho menerangkan,  kerugian dan defisit timbul akibat dari beberapa proyek bermasalah yang memerlukan pendanaan dari utang, sehingga Grup perlu melakukan restrukturisasi perjanjian utang, dan memasuki masa standstill dan pengaturan cash waterfall.

“Faktor-faktor ini menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan WSKT untuk melanjutkan kelangsungan usahanya,” tulis Muhammad.

Sebenarnya, WSKT telah menyusun langkah langkah strategis seperti menghentikan pekerjaan proyek-proyek bermasalah sampai diperoleh kejelasan atas keberlanjutan dan kelayakan proyek tersebut untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Kemudian Mengajukan kepada Kantor Pajak permohonan penangguhan dan keringanan dalam penyelesaian kewajiban PPN untuk periode 2022 dan 2023.

Abdul Segara

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *