Marketnews.id- PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) kembali menderita rugi bersih Rp222,75 miliar pada kaurtal I 2024, atau memburuk dibanding kuartal I 2023 yang membukukan laba bersih Rp254,17 miliar.
Akibatnya, Martua Sitorus selaku penerima manfaat utama menerima laporan defisit kian menukik sedalam 7,6 persen dibanding akhir tahun 2023 menyentuh Rp3,138 triliun pada akhir Maret 2024.
Jika dirunut, Presiden Direktur CMNT, Liu Chang melaporkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp2,066 triliun pada kuartal I 2024. Hasil itu menyusut 1,47 persen dibanding kuartal I 2023 yang terbilang Rp2,097 triliun.
Rinciannya, penjualan semen merosot 4,9 persen secara tahunan menjadi Rp1,367 triliun pada akhir Maret 2024. Tapi, penjualan terak tumbuh 0,62 persen secara tahunan menjadi Rp483,1 miliar. Senada, penjualan beton siap pakai meningkat 33,09 persen secara tahunan menjadi Rp189,1 miliar.
Sayangnya, beban pokok pendapatan bengkak 2,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,631 triliun pada akhir Maret 2024. Dampaknya, laba kotor tergerus 15,06 persen secara tahunan menjadi Rp434,98 miliar.
Kian berat, beban usaha menggembung 3,04 persen secara tahunan menjadi Rp338,18 miliar pada kuartal I 2024. Sehingga laba usaha anjlok 47,5 persen secara tahunan tersisa Rp96,836 miliar.
Terlebih, CMNT mengalami rugi kurs sedalam Rp122,08 miliar pada kuartal I 2024. Sedangkan periode sama tahun lalu justru membukukan laba kurs Rp262,39 miliar. Bahkan, beban keuangan naik 4,9 persen secara tahunan menjadi Rp192,05 miliar pada kuartal I 2024.
Akibatnya, perseroan mengalami rugi sebelum pajak sedalam Rp215,68 miliar pada kuartal I 2024. Sedangkan kuartal I 2023 meraih laba sebelum pajak sebesar Rp266,09 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 tanpa audit CMNT yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa11 Juni 2024.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 0,59 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp13,891 triliun pada akhir Maret 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas turun 5,72 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp3,753 triliun pada akhir kuartal I 2024.
Abdul Aziz