Marketnews.id- Kebijakan bank-bank BUMN dipertanyakan karena banyak menyalurkan kredit kepada grup konglomerat. Tapi Pada saat yang sama salah satu BUMN justru meminjam kepada pinjaman Online.
“Bank BUMN-nya malah main sama konglomerasi swasta, yang juga punya catatan BLBI. Lucu banget, oligarki dengan rekam jejak BLBI, terus dapat kredit dari Bank BUMN dengan model gadai saham, untuk akuisisi perusahaan tambang lain,” tulis dia Pengamat Pasar Modal, Yanuar Rizky dalam media sosialnya.
Yanuar tidak menapik bahwa emiten emiten yang di maksud antara lain, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) milik Prajogo Pangestu.
“Ya , “ jawab Yanuar ketika ditanya Marketnews.id tentang perusahaan yang mendapatkan kredit itu adalah BREN, CUAN, dan PTRO.
Ia menjelaskan, model bisnis dari perusahaan- perusahaan milik taipan itu mendapatkan pinjaman dari bank dengan mengadaikan saham. Kemudian perusahaan itu di tawarkan kepada pasar melalui IPO.
“ Terus dapat lagi pinjaman dari bank BUMN,” urai dia.
Tapi fasilitas yang dinikmati taipan itu kata dia sangat ironis dengan nasib yang mendera PT Indofarma TbK (INAF). Pasalnya, emiten BUMN farmasi itu malah memilih pinjaman online.
“Begitu mudahnya ( Red-emite milik Prajogo Pangestu ) dapat kredit Bank BUMN, malahan saudara-nya INAF mesti jajan ke pinjol,” kritik dia.
Pada perkembangannya, BREN masuk papan pemantauan khusus karena mengalami suspense lebih dari satu hari perdagangan usai naik secara signifikan.
Fenomena ini, kata dia, patut menjadi perhatian pengawas pasar modal untuk memastikan rangkaian langkah yang ditempuh emiten emiten Prajogo Pangestu wajar, teratur dan efisisen.
“Ya, harusnya otoritas bursa dan OJK bisa berbuat lebih sesuai UU pasar modal, bukan hanya buat papan pemantauan khusus dengan FCA. Siapa yang memenuhi unsur pengunaan informasi (pasal 90 UU pasar modal) untuk memanipulasi harga (pasal 91,92 93) oleh orang dalam (insider trading, pasal 95, 96. 97).” Pinta dia.
Seperti diketahui, CUAN mendapatkan kredit Rp1,35 triliun dari BBNI pada Februari 2024. BREN mendapat kredit senilai USD110 juta dan Rp1,75 triliun dari BBNI.
Abdul Aziz