MarketNews.id “Pencatatan saham SOLA hari ini menjadi milestone penting bagi Perseroan untuk mengungguli kompetisi di bisnis perdagangan aspal dan jasa konstruksi. Kami mengutamakan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan, berkualitas dan ramah lingkungan,” kata Direktur Utama SOLA, Mochamad Bhadaiwi saat IPO saham di BEI, Rabu, 8 Mei 2024.
PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) Perusahaan yang bergerak di bidang Perdagangan Aspal dan Jasa Konstruksi,
serta Industri Pengolahan Aspal dan Jasa Konstruksi melalui Entitas Anak, hari ini secara resmi melantai di Bursa
Efek Indonesia.
PT Xolare RCR Energy Tbk yang tercatat dengan kode emiten SOLA ini bertekad IPO, demi
mengembangkan usahanya dengan langkah ekspansif melalui anak usaha, salah satunya di bidang Green energy
yakni solar panel.
Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sejumlah 656.250.000 saham atau setara dengan 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan.
SOLA meraup dana segar dari IPO sebesar Rp72,18 miliar. Dimana 71,22 persennya setelah dikurangi biaya biaya listing akan digunakan Perseroan untuk peningkatan modal entitas anak Perseroan. Sisanya sebesar 28,78 persennya digunakan untuk sebagai modal kerja Perseroan.
Langkah ekspansif Perseroan untuk memperkuat permodalan melalui IPO, salah satunya bagi pengembangan
usaha entitas anak ini terbilang menarik. Seperti diketahui perseroan sendiri sebelumnya merupakan perusahaan privat yang terbilang besar dalam produksi Bitumen di Indonesia.
Perusahaan ini menawarkan produk aspal yang mempunyai rentang yang lebar mencakup produk aspal emulsi, polimer, water proofing, membran hingga bitumen paint yang digunakan dalam berbagai macam proyek infrastruktur dan konstruksi.
Untuk kemudian melakukan langkah Ekspansif melalui entitas anak, salah satunya melalui PT Bumiraya Energi
Hijau (BEH) yang menjalankan instalasi dan konstruksi pembangkit listrik tenaga surya demi memenuhi tren pertumbuhan akan kebutuhan permintaan energi baru terbarukan atau EBT.
Dalam Prospektus Perseroan, PT Bumiraya Energi Hijau diagendakan akan melakukan pembelian panel surya, material pendukung, disamping biaya operasional Perseroan serta PT Xolabit Bitumen Industri yang untuk pembangunan pabrik pembuatan aspal membrane di Tuban, pengadaan mesin, pembelian bahan baku sert
a biaya operasional.
PT Aspal Polimer Emulsindo yang berkedudukan di Demak dan PT Modifikasi Bitumen Sumatera yang berkedudukan di Muara Enim untuk perluasan bangunan di area pabrik dan untuk modal kerja operasional dan modal kerja. serta PT Aplikasi Bitumen Indonesia untuk pembelian persedian
aspal dan untuk modal kerja operasional.
Dari 66,87 persen total keseluruhan dana perolehan IPO atau sebesar Rp48,27 miliar, yang selanjutnya digunakan untuk PT Xolabit Bitumen Indrustri (XBI) sebesar Rp16,3 miliar menyusul pada entitas anak Perseroan lainnya yakni, PT Aspal Polimer Emulsindo (APE) sebesar Rp9 miliar dan PT Modifikasi Bitumen Sumatera (MBS) sebesar Rp9 miliar serta PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI) juga sebesar Rp9 miliar.
Direktur Utama Perseroan Mochamad Bhadaiwi mengatakan Pengembangan kegiatan usaha entitas anak usaha Perseroan ini penting, salah satunya bagi PT BEH yang menjalankan instalasi dan konstruksi pembangkit
listrik tenaga surya sejalan dengan tren pertumbuhan akan kebutuhan permintaan akan energi baru terbarukan atau EBT.
Mochamad Bhadaiwi menambahkan, Melalui cakupan bidang usaha yang terintegrasi, dan sinergi usaha yang
dijalankan oleh Perseroan dan Entitas Anak, Perseroan optimis dapat menjadi perusahaan yang terus
berkembang sejalan dengan agenda Pemerintah.
Pengembangan usaha perseroan juga mendukung program
pemerintah melalui Pembangunan infrastruktur Energi, khususnya pada bidang pengembangan dan
pembangunan Solar PV.”ungkapnya.
Bhadaiwi juga mengungkapkan, jodengan besarnya kebutuhan Pembangunan infrastruktur di Indonesia, akan meningkatkan keyakinan terhadap SOLA terhadap peluang produk aspal, baik aspal untuk pembangunan jalan, maupun aspal untuk konstruksi bangunan, serta peluang kebutuhan listrik dari energi terbarukan.
Dengan menjadi Perusahaan Terbuka, SOLA akan dapat berkembang dengan melakukan ekspansi keseluruh kota-kota di Indonesia, untuk meningkatkan rantai pasok. SOLA beserta seluruh Entitas Anak dapat meningkatkan implementasi Environment, Sosial dan Governance di dalam seluruh aktivitas usahanya.
Disisi lain, secara valuasi dan prospek kedepan SOLA yang ditopang dari manfaat pembangunan infrasuktur
tanah air yang berkelanjutan. Dengan nilai gearing rasio yang masih rendah. 14 persen per Desember 2022 dan hingga April 2023 tidak memiliki pinjaman bank dengan likuiditas tinggi dan kas Perseroan mencapai Rp12,6 miliar.
Dengan Manajemen modal kerja yang stabil dengan perputaran piutang kurang dari 70 hari dan tingkat perputaran persediaan rata-rata 28 sd 43 hari. Current ratio Perseroan mencapai 3,1 kali di tahun 2023.