MarketNews.id Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, terus berlangsung dalam dua pekan terakhir. Hingga hari ini, Selasa 16 April 2024, rupiah telah terdepresiasi sebesar 2,27 persen jadi Rp 16.200 per dolar AS.
Posisi ini merupakan yang terlemah terhadap dolar AS sejak tahun 2020. Bank Indonesia pun harus terjun lakukan intervensi agar penurunan rupiah dapat ditahan agar tidak semakin terpuruk. Dan, pelemahan nilai tukar rupiah ini sudah terasa di sektor lain seperti di pasar modal.
Pelemahan rupiah hingga ke level terendah dalam empat tahun terakhir pada hari Selasa 16 April 2024 pagi. Saat pasar dibuka kembali setelah liburan panjang Idul Fitri, mendorong Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi.
Rupiah melemah sebesar 2,27 persen menjadi 16.200 per dolar AS, yang merupakan level terlemah sejak awal April 2020, memimpin penurunan di antara mata uang negara-negara berkembang di Asia.
Meskipun pasar Indonesia tutup lebih dari sepekan karena hari libur, dolar AS menguat setelah data ekonomi AS yang kuat dan kenaikan inflasi menyebabkan pasar mengabaikan ekspektasi kapan Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunganya.
“Bank Indonesia mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas rupiah dengan menjaga keseimbangan pasokan-permintaan di pasar valuta asing, melalui tiga intervensi,” Edi Susianto, kepala departemen moneter BI, mengatakan kepada Reuters.
BI melakukan intervensi terutama melalui spot dan non-deliverable forward domestik, tambahnya, sambil meningkatkan daya tarik aset-aset dalam mata uang rupiah. Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) juga melemah, turun lebih 3 persen di perdagangan pagi.
Sementara itu, dari sentimen domestik, beberapa rilis data ekonomi dalam dua minggu terakhir turut mempengaruhi terkoreksinya IHSG, yaitu inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Maret 2024 tercatat sebesar 3,05 persen secara year-on-year (YoY). Inflasi itu meningkat dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 2,75 persen yoy.
Selain itu, cadangan devisa Maret 2024 tercatat sebesar US$140,4 miliar, turun dibandingkan bulan Februari 2024 yang sebesar US$144 miliar.
Menurut Irvan Susandy Direktur BEI, mengatakan, periode libur panjang Idulfitri 1445 H juga turut menyebabkan pelemahan IHSG di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang terjadi. Periode libur panjang Lebaran di RI berlangsung selama tanggal 8—15 April 2024, sehingga penyesuaian pasar baru terjadi di hari ini, Selasa 16 April 2024.
Adapun, indeks bursa-bursa global, seperti Vietnam, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, Filipina, dan Australia, telah mencatatkan penurunan sebesar lebih dari 2 persen dalam dua hari terakhir sejak Jumat 12 April 2024
“Hal itu mengindikasikan adanya penyesuaian IHSG seiring dengan akumulasi risiko pasar selama periode libur,” pungkas Irvan.