MarketNews.id Dalam bisnis, penurunan kinerja usaha merupakan hal wajar. Penurunan laba bersih akibat menurunnya pendapatan juga konsekuensi logis dari berkurangnya pendapatan. Penurunan laba hampir 50 persen sementara penurunan pendapatan hanya sekitar 7,11 persen juga jadi pertanyaan.
Sepanjang 2023, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) hanya mampu membukukan laba bersih senilai Rp160,94 miliar atau drop 49,86 persen dibandingkan dengan capaian di sepanjang 2022 yang sebesar Rp321,01 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Jumat 15 Maret 2024, pendapatan LTLS untuk periode yang berakhir 31 Desember 2023 tercatat Rp7,32 triliun atau melorot 7,11 persen dibandingkan dengan perolehan di sepanjang 2022 yang mencapai Rp7,88 triliun.
Di tengah penurunan omzet hingga 7,11 persen tersebut, LTLS cuma bisa menekan beban pokok penjualan dan jasa di 2023 sebesar 3,77 persen (y-o-y) menjadi Rp6,13 triliun, sehingga laba bruto untuk Tahun Buku 2022 turun 21,19 persen (y-o-y) menjadi Rp1,19 triliun.
Sementara itu, laba usaha LTLS di sepanjang 2023 tercatat Rp349,73 miliar atau turun 40,55 persen (y-o-y). Adapun laba sebelum pajak penghasilan pada tahun lalu hanya senilai Rp232,29 miliar anjlok 47,05 persen dibandingkan dengan capaian pada Tahun Buku 2023 yang sebesar Rp438,73 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) di 2023 yang sebesar Rp64,85 miliar, maka laba tahun berjalan yang dibukukan LTLS menjadi Rp167,44 miliar atau drop 50,84 persen (y-o-y).
Sementara itu, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2023 senilai Rp160,94 miliar atau turun 49,86 persen (y-o-y).
Per 31 Desember 2023, total liabilitas mencapai Rp2,66 triliun atau menurun 14,47 persen (y-o-y), yang didominasi oleh kewajiban jangka pendek sebesar Rp2,14 triliun. Dari total liabilitas jangka pendek ini, paling besar adalah utang usaha kepada pihak ketiga yang mencapai Rp1,15 triliun.
Hingga akhir Desember 2023, jumlah ekuitas LTLS tercatat Rp2,97 triliun atau merosot 5,98 persen (y-o-y), sehingga total aset perseroan per 31 Desember 2023 menjadi Rp5,63 triliun atau menurun 8 persen dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp6,09 triliun.