MarketNews.id Semakin kencangnya rencana ekspansi produsen kendaraan listrik, telah mendorong perusahaan tambang Nikel terbesar di Indonesia dan Dunia berlomba menjual sahamnya untuk meraih dana murah dipasar modal Indonesia.
Betapa tidak nyaman dengan melepas saham baru sebanyak-banyaknya 11 miliar lembar, emiten akan mendapat dana segar tanpa bunga dan tanpa pinalti bila tidak membagi dividen tahunan. Bisa dibayangkan dari hasil jual saham lewat IPO emiten akan meraih dana sekitar Rp8,5 triliun. Dana tersebut dipotong sekitar tiga persen buat biaya proses emisi atau biaya IPO. Selebihnya, dana tersebut masuk kas emiten untuk mengembangkan usaha dan seterusnya.
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mulai hari ini 28 Maret 2023 sudah masuk periode pelaksanaan book building hingga 4 Maret 2023 untuk melihat minat terhadap saham ini. Emiten dengan kode MBMA ini akan menjual 11 miliar lembar sahamnya dengan harga direntang Rp780-795 per saham dengan perkiraan dana yang bakal diterima oleh MBMA sekitar Rp8,5 triliun.
Berdasarkan informasi dari laman e-IPO yang dilansir Selasa 28 Maret 2023, pada pelaksanaan IPO MBMA menawarkan saham sebanyak-banyaknya 11 miliar saham, dengan kisaran harga Penawaran Awal (book building) senilai Rp780-Rp795 per saham.
Dengan demikian, melalui aksi korporasi MBMA bisa meraup dana publik sekitar Rp8,58 triliun sampai Rp8,74 triliun. Adapun periode pelaksanaan book building dilakukan pada 28 Maret-4 April 2023.
Berdasarkan informasi ringkas tentang calon emiten, PT Merdeka Battery Materials Tbk dahulu dikenal sebagai PT Hamparan Logistik Nusantara dengan sumber daya terbesar di dunia terkait kandungan nikel di Tambang Nikel Konawe milik SCM.
MBMA dan perusahaan anak (Grup MBM) memiliki berbagai aset signifikan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Setelah mengakuisisi signifikan dan akuisisi BPI yang dilakukan pada 2022 dan 2023, kegiatan usaha Grup MBM menjadi terintegrasi secara vertikal dengan Tambang SCM, fasilitas RKEF yang telah beroperasi secara menguntungkan, yaitu Smelter RKEF CSID dan BSID .
Selain itu, terintegrasi dengan Smelter RKEF ZHN (bersama-sama dengan smelter RKEF CSID dan BSID , serta proyek Acid Iron Metal (AIM). Dan, akan terintegrasi pula dengan rencana pabrik High Pressure Acid Leach ( HPAL ) dan AIM di masa mendatang.
Grup MBM didukung Grup Provident, Grup Saratoga dan Garibaldi Thohir, yang memiliki riwayat investasi bersama selama bertahun-tahun dengan rekam jejak menonjol dalam menarik investor institusi internasional blue dan membangun nilai melalui sejumlah perusahaan, seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).