Home / Korporasi / BUMN / PT Vale Indonesia Dan Bahodopi Nickel Indonesia Mulai Proyek Smelter Nikel Senilai Rp 37,5 Triliun Di Morowali

PT Vale Indonesia Dan Bahodopi Nickel Indonesia Mulai Proyek Smelter Nikel Senilai Rp 37,5 Triliun Di Morowali

MarketNews.id Pembagian tugas dua entitas bisnis ini sangat jelas. PT Vale Indonesia Tbk berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan. Sementara PT Bahodopi Nickle Smelting Indonesia (BNSI) bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.

Proyek smelter ini diharapkan selesai dalam waktu 2,5 tahun dari sekarang atau sekitar tahun 2025. Proyek dengan investasi sebesar Rp 37,5 triliun, akan memiliki kapasitas produksi 73.000 ton. Sedangkan tenaga kerja yang bakal diserap antara 12.000-15.000 tenaga kerja saat masa konstruksi dan sekitar 5.000 saat perusahaan beroperasi.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia ( BNSI ) resmi memulai pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi (smelter) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi dan lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia mengatakan, proyek Morowali akan dikembangkan oleh PT Vale dan mitranya. PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan. Sementara PT BNSI akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.

“Proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Febriany Eddy dalam keterbukaan informasi publik BEI, Sabtu 11 Pebruari 2023.

Smelter ini merupakan green smelter pertama yang ada di Indonesia karena berbasis gas LNG. Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace ( RKEF ). Didukung sumber listrik dari gas alam, akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini. Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33 persen pada tahun 2030.

PT Vale dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun.

“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah. Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali,” ulasnya.

Proyek Morowali, secara keseluruhan di area penambangan dan area pabrik pengolahan, akan menyerap hingga 15.000 tenaga kerja pada fase konstruksi dan sekitar 5.000 tenaga kerja pada fase operasional. Dari proyek ini nantinya akan menghasilkan nikel rendah karbon dengan aman dan berkelanjutan serta mendukung rantai pasokan domestik untuk bahan transisi energi dan kendaraan listrik.

Check Also

Laba Bersih Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) Anjlok 50,9 Persen Di September 2024

MarketNews.id- Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TUGU), meraih pendapatan Rp3,163 triliun sepanjang 9 bulan 2024, atau …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *