MarketNews.id Banyak cara untuk mendapatkan modal buat kembangkan usaha. Apalagi buat anak perusahaan dari BUMN. Akhir tahun lalu, anak usaha dari PT Kimia Farma yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 1,86 triliun atas penjualan saham KFA kepada PT Akar Investasi Indonesia (AII) dan GIZI Limited (CIZJ). Seluruh dana yang didapat atas pelepasan saham tersebut akan digunakan buat peningkatan modal dan pengembangan usaha.
Anak Usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yakni, PT Kimia Farma Apotek (KFA) memperoleh pendanaan dari dua investor baru, yaitu PT Akar Investasi Indonesia (AII) dan CIZJ Limited ( CIZJ ). Dana yang diperoleh KFA senilai Rp1,86 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendanaan tersebut diperoleh dari pelepasan saham perseroan dalam KFA kepada AII dan CIZJ . Dengan transaksi tersebut, kepemilikan perseroan dalam KFA berkurang dari sebelumnya 99,99 persen menjadi 59,99 persen.
“Namun perseroan masih menjadi pemegang saham pengendali KFA dan laporan keuangan KFA masih tetap dikonsolidasikan dalam laporan keuangan perseroan,” tulis manajemen KAEF dalam keterbukaan informasi, dikutip Sabtu 31 Desember 2022.
Sebelumnya, pada 13 November 2022 lalu, perseroan telah menandatangani perjanjian pendahuluan dengan para investor sehubungan dengan penjualan 198,19 juta saham lembar saham KFA milik perseroan kepada AII dan CIZJ , serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor KFA dengan menerbitkan sejumlah 603,18 juta saham baru yang diambil bagian dan disetor secara tunai oleh AII dan CIZJ .
Namun demikian, perseroan menegaskan bahwa transaksi tersebut bukan merupakan transaksi pelepasan perusahaan, mengingat perseroan masih menjadi pemegang saham pengendali dari KFA dan laporan keuangan KFA tetap terkonsolidasi dalam laporan keuangan perseroan.
Secara rinci, nilai transaksi penjualan 198,19 juta saham KFA milik perseroan kepada AII dan CIZJ adalah sebesar Rp460 miliar, dan nilai transaksi peningkatan modal ditempatkan dan disetor KFA yang diambil bagian dan disetor tunai oleh AII dan CIZJ adalah sebesar Rp1,40 triliun.
“Perseroan telah melakukan kesepakatan dengan AII dan CIZJ untuk berinvestasi pada KFA secara langsung dengan nilai sebesar Rp1,86 triliun, sehingga dana kas yang diterima oleh perseroan dapat digunakan untuk mendukung modal kerja dan pengembangan bisnis,” lanjut manajemen KAEF.
Seperti diketahui, Kimia Farma Apotek mengelola jaringan apotek dengan merek Apotek Kimia Farma yang merupakan segmen ritel perseroan, yang melakukan kegiatan penjualan obat-obatan dan produk farmasi langsung kepada pelanggan.
KFA berencana untuk terus mengembangkan segmen ritel farmasi, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostika.
Pengembangan layanan apotek dan klinik terus dilakukan dengan melihat peluang pasar yang ada, dengan tujuan agar masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.
Ke depannya, pengembangan klinik dan laboratorium juga ditujukan untuk daerah wisata dan luar Jawa untuk mendukung pemerintah dalam pemerataan layanan kesehatan ke masyarakat.
Saat ini, jumlah outlet eksisting yang dimiliki adalah sebanyak 1.195 apotek, 410 klinik dan 72 laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun, rencana pengembangan usaha ke depan melalui bisnis model baru dengan digitalisai, melalui kombinasi offline dan online store dengan strategi omnichannel, integrasi apotek-kliniklab diagnostika, serta saluran digital baru.
Untuk itu, perseroan telah menetapkan pelaksanaan pengembangan melalui strategi kemitraan, yang bekerjasama dengan berbagai perusahaan rekanan bisnis yang saling memberikan manfaat untuk dapat mengembangkan operation excellence & service experience.
Dengan adanya transaksi ini akan berdampak pada penurunan rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan secara konsolidasi.
Dengan penerimaan dana tersebut, kinerja KFA diharapkan akan meningkat sehingga tidak akan mengakibatkan penurunan dari nilai KFA yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan perseroan, kecuali prosentase kepemilikan KFA oleh perseroan.