MarketNews.id Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dalam beberapa tahun terakhir alami penurunan kinerja singnifikaan bahkan terancam delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah lakukan restrukturisasi usaha, BTEL fokus menggarap potensi bisnis di industri penyiaran berbasis digital. Apalagi, industri penyiaran harus beralih menggunakan sistem siaran dari analog menjadi digital.
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengantongi pendapatan neto sepanjang sembilan bulan pertama di tahun ini sebesar Rp30,41 miliar atau naik 68,13 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (year on year/ yoy) sebesar Rp18,08 miliar (unaudit).
Direktur Utama BTEL, H. Harya Mitra Hidayat mengatakan peningkatan pendapatan perseroan ini setelah dikurangi dengan beban usaha mendorong penurunan kerugian perusahaan. Tercatat rugi usaha sebesar Rp3,97 miliar atau turun dari sebelumnya Rp4,3 miliar.
“Sementara untuk rugi di tahun berjalan juga turun 23,40 persen yoy dari Rp74,80 miliar menjadi Rp57,29 miliar,” tulis Harya dalam keterbukaan informasi publik BEI, Jumat 25 November 2022.
Dari sisi aset, BTEL mencatat kenaikan sebesar 148,09 persen yoy dari Rp20,76 miliar menjadi Rp51,50 miliar. Aset tidak lancar perseroan tercatat sebesar Rp2,95 miliar dan aset lancar Rp48,54 miliar.