MarketNews.id Surat peringatan potensi delisting yang dikirimkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS), langsung mendapatkan respon dari manajemen PT KPAS. Setidaknya, saat ini manajemen telah memiliki business plan dan proyeksi cashflow perusahaan.
Pihak KPAS menyatakan, saat ini manajemen tengah fokus untuk melakukan perbaikannya kinerja usaha. Manajemen sedang berupaya agar mendapat dana segar agar perusahaan dapat beroperasi kembali seperti biasa.
PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) merespons surat peringatan potensi delisting saham perseroan yang telah disampaikan oleh Otoritas Bursa tertanggal 24 Agustus 2022.
Dinyatakan bahwa manajemen telah memberikan surat balasan kepada BEI yang berisi tentang business plan dan proyeksi cashflow perusahaan. Surat balasan itu telah kirimkan per tanggal 26 Agustus 2022.
Marting Djapar, Direktur Utama KPAS mengatakan, saat ini manajemen tengah fokus untuk melakukan perbaikan kinerja perseroan. Perusahaan hingga saat ini masih mengupayakan mendapatkan dana untuk melakukan operasional pabriknya kembali.
Dalam waktu dekat perusahaan akan melangsungkan RUPS -LB pada tanggal 14 September 2022 dengan agenda penunjukkan ulang Kantor Audit Publik.
“Kami selaku emiten tetap berusaha dengan baik agar kerjasama dengan calon investor berjalan dengan lancar,” tulis Marting Djapar dalam keterbukaan informasi publik BEI, Senin 29 Agustus 2022.
Seperti diketahui, saat ini masa suspensi perseroan telah mencapai 9 bulan pada tanggal 24 Mei 2022 dan akan mencapai 24 bulan pada tanggal 24 Agustus 2023. Hal ini merupakan reminder kepada Perseroan untuk dapat melakukan tindak lanjut terkait upaya perbaikan kondisi Perseroan dan pemenuhan kewajiban keuangan dan non keuangan kepada Bursa.
“Perusahaan juga melakukan beberapa upaya lain untuk dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yakni penyajian LKAT 2021 setelah mendapat persetujuan pada saat RUPS -LB, penyusunan annual report 2021 dan penyelenggaraan RUPST 2021 dalam waktu sesegera mungkin,” lanjutnya.
Diakui bahwa dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan, perseroan terkendala oleh kurangnya biaya yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan kembali secara normal. Selain itu tersendatnya pelunasan kewajiban perseroan selama perusahaan tidak menjalankan kegiatan usahanya.
“Pengendali perseroan tetap berupaya mencari dana yang saat ini sudah di tahap akhir negosiasi dengan investor yang memiliki kemampuan finansial dan hendak menjalankan perusahaan secara normal kembali,” sambung Marting.
Pihak perseroan telah mengadakan diskusi dan negosiasi dengan stakeholder, dan stakeholder perusahaan bersedia dipenuhi kewajibannya secara bertahap ketika perusahaan beroperasional kembali. Khususnya supplier, saat ini perseroan masih melakukan pembayaran sesuai kemampuan yang dilandasi dengan itikad baik.
“Pihak investor baru berkehendak untuk menjadi pemegang saham pengendali / membeli semua saham dari pemegang saham mayoritas dan sejauh ini progresnya cenderung positif. Namun saat ini sedang terkendala status suspend di Bursa,” pungkas dia.