MarketNews.id Tingginya minat dunia usaha untuk mendapatkan modal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin hari semakin besar. Selain Pemerintah dan Penyelenggaraan Bursa (SRO) aktif memberikan edukasi manfaat menjadi perusahaan terbuka atau publik pasarpun atau investor semakin banyak masuk Bursa untuk lakukan investasi saham atau obligasi dan turunannya.
Jadi tidak heran bila antrian perusahaan untuk menjadi emiten atau perusahaan publik terus bertambah jumlahnya. Esok hari Jum’at 8 Juli 2022, ada tiga emiten baru yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara serentak. Kali ini, emiten baru tersebut masuk dalam papan pengembangan yang diharapkan memilki potensi untuk terus berkembang.
Tiga Emiten baru akan mencatatkan ( listing ) perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 8 Juli 2022. Ketiga emiten baru tersebut adalah PT Cerestar Indonesia Tbk ( TRGU ), PT Chemstar Indonesia ( CHEM ), dan PT Arkora Hydro Tbk ( ARKO ).
Ketiganya bakal menjadi perusahaan tercatat ke-23, 24 dan 25 di BEI pada tahun ini.
Ketiga emiten baru tersebut telah menggelar masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 4-6 Juli 2022.
Cerestar Indonesia ( TRGU ) masuk dalam sektor barang konsumen primer. Perusahan ini bergerak di industri tepung terigu dan perdagangan serealia/biji-bijian melalui perusahaan anak dan jasa konsultasi manajemen. Emiten baru ini menetapkan harga IPO Rp 210 per saham.
TRGU melepas sebanyak Sebanyak 1,5 miliar atau sebesar 18,87% dari jumlah seluruh modal disetor setelah IPO. Perseroan membidik dana dari aksi korporasi ini sebesar Rp 315 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Semesta Indovest Sekuritas.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham sebanyak 46,67% akan digunakan Perseroan sebagai setoran modal kepada Perusahaan Anak, HFM. Sekitar 20% akan digunakan Perseroan sebagai setoran modal kepada Perusahaan Anak, HFM, yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik untuk pembangunan fasilitas warehouse.
Sisanya atau sekitar 33,33% akan digunakan TRGU sebagai setoran modal kepada Perusahaan Anak, AGY yang selanjutnya akan digunakan untuk pengembangan bisnis yaitu belanja modal untuk pembangunan fasilitas warehouse dan packing facility di daerah Cilegon.
Emiten kedua adalah PT Chemstar Indonesia ( CHEM ) masuk dalam sektor bahan baku. Sebab, perusahan bergerak dalam Industri dan perdagangan bahan kimia spesialisasi untuk industri tekstil. Emiten baru itu menetapkan harga IPO Rp 150 per saham.
CHEM melepas sebanyak 500 juta saham atau sebesar 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Perseroan menargetkan dana dari aksi korporasi ini sebesar Rp 75 miliar.
CHEM secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 250 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 20,83% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham akan digunakan 27,87% untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh Perseroan sebagai pabrik dan kantor Perseroan.
Sisanya, sekitar 72,13% akan digunakan untuk modal kerja. Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran maka seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembelian persediaan.
Sementara itu, Arkora Hydro ( ARKO ) masuk dalam sektor infrastruktur. Mengingat, perusahaan bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Emiten baru itu menetapkan harga IPO Rp 300 per saham.
ARKO melepas sebanyaknya 579,9 juta saham atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Perseroan menargetkan dana dari aksi korporasi ini sebesar Rp 173,97 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Lotus Andalan Sekuritas (terafiliasi) dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO rencananya digunakan sekitar 63% untuk penambahan penyertaan modal pada perusahaan anak.
Seperti, 54% sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS). AHS merupakan entitas anak tidak langsung Perseroan yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik minihidro, di mana perseroan telah melakukan penyertaan sejak tahun 2011.
Sebanyak 29% sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Energi Baru (AEB). AEB merupakan entitas anak tidak langsung perseroan yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik minihidro, di mana perseroan telah melakukan penyertaan sejak tahun 2012.
Sedangkan sebesar 17% sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Tenaga Matahari (ATM). ATM merupakan entitas anak langsung perseroan yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik surya, di mana perseroan telah melakukan penyertaan sejak tahun 2021.