MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
Marketnews.id Produsen kabel PT Supreme Cable manufacturing &Commerce Tbk (SCCO), sepanjang tahun lalu mampu meraih laba bersih sebesar Rp 142 miliar. Perseroan optimistik tahun 2022 ini akan memiliki kinerja yang lebih baik dibanding tahun 2021.
Sebagai gambaran hingga kuartal pertama 2022, SCCO telah meraih penjualan sebesar Rp 1,61 triliun, naik 22,9 persen dibandingkan tahun 2022. Sedangkan laba bersih sebesar Rp 86 miliar naik 45,76 persen dibandingkan tahun 2021.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) menyetujui rencana perseroan yang akan membagikan dividen sebesar Rp41 miliar atau setara Rp200 per saham.
“Total dividen tahun ini sekitar Rp41 miliar, persisnya Rp41.116.680.000. Jadi masing-masing saham mendapatkan Rp200,” kata Direktur SCCO, Nicodemus Marjopranoto Trisnadi usai pelaksanaan RUPST yang digelar di Jakarta, Selasa 7 Juni 2022.
Menurut Nicodemus, pemegang saham yang berhak atas dividen SCCO adalah investor yang namanya tercatat di Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada 17 Juni 2022 (recording date). “Saham akan dibagikan pada 7 Juli 2022,” ujar Nicodemus.
Menurut dia, untuk sepanjang tahun ini aksi korporasi yang dilakukan hanya berupa pembagian dividen yang dananya bersumber dari laba bersih Tahun Buku 2021 sebesar Rp142 miliar.
Pada tahun ini SCCO menargetkan total penjualan bersih di sepanjang tahun ini mencapai Rp5,3 triliun atau meningkat 5,58 persen dibanding realisasi penjualan bersih di 2021 yang sebesar Rp5,02 triliun.
Target penjualan bersih di 2022 tersebut akan mampu menopang target peningkatan laba bersih sebesar 38 persen (year-on-year) menjadi Rp195,9 miliar. Perolehan laba bersih di 2021 sebesar Rp142 miliar, setara dengan penurunan sebesar 40,34 persen (y-o-y).
Sebagai gambaran, hingga kuartal I-2022, SCCO sudah membukukan total penjualan bersih sebesar Rp1,61 triliun atau bertumbuh 22,9 persen (y-o-y). Sedangkan, perolehan laba bersih selama tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp86 miliar atau meningkat 45,76 persen dibanding periode yang sama di 2021.
