Marketnews.id Meningkatnya pendapatan dari Rp17,33 triliun menjadi Rp 29,26 triliun di 2021 menjadi sumber utama meningkatnya laba bersih emiten tambang ini hingga 230 persen. Selain itu meningkatnya harga jual batubara juga jadi lantaran perusahaan BUMN mendulang laba fantastik di 2021 lalu. Mencermati keadaan saat ini dimana terjadi konflik Rusia-Ukraina, komoditas batubara diperkirakan akan tetap tinggi harganya dan tentunya akan berdampak pada kinerja perseroan dalam tahun ini.
Sepanjang tahun lalu, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mampu mencatatkan peningkatan laba bersih menjadi Rp7,91 triliun dari Rp2,39 triliun pada 2020 atau naik 230,96 persen. Laba bersih tersebut ditopang oleh perolehan pendapatan di 2021 yang mencapai Rp29,26 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan PT BA yang dipublikasi di Jakarta Senin, 7 Maret 2022, pada Tahun Buku 2021 jumlah pendapatan perseroan mencapai Rp29,26 triliun atau mengalami lonjakan signifikan dibanding 2020 yang hanya senilai Rp17,33 triliun.
Selama 2021, jumlah beban pokok pendapatan PT BA tercatat sebesar Rp15,78 triliun atau lebih tinggi dibanding 2020 yang sebesar Rp12,76 triliun. Sehingga, laba bruto perseroan pada tahun lalu menjadi Rp13,48 triliun atau mengalami kenaikan dibanding setahun sebelumnya yang hanya senilai Rp4,57 triliun.
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp10,36 triliun atau jauh lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp3,23 triliun.
Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) untuk Tahun Buku 2021 yang sebesar Rp2,32 triliun, maka laba tahun berjalan yang dicatatkan PT BA menjadi Rp8,04 triliun.
Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2021 sebesar Rp7,91 triliun. Pada 2020, laba bersih PTBA hanya senilai Rp2,39 triliun.
Per 31 Desember 2021, total liabilitas PT BA tercatat melonjak menjadi Rp11,87 triliun dari Rp7,12 triliun pada 31 Desember 2020. Namun demikian, total ekuitas perseroan hingga akhir Desember 2021 mengalami peningkatan menjadi Rp24,25 triliun dari Rp16,94 triliun per akhir Desember 2020.