MarketNews.id Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), kembali alami pelemahan Indeks lantaran pelaku pasar global masih mencemaskan peningkatan suku bunga bank yang dikhawatirkan berpindahnya pemodal ke instrumen investasi deposit atau obligasi jangka pendek hingga menengah.
Disisi lain, analis dari lokal sekuritas masih optimististik tingkat bunga lokal tetap stabil dan berdampak pada pasar yang akan atraktif hingga pekan pertama bulan Desember.
Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 2-6 Oktober 2023, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) anjlok 11,72 persen menjadi Rp10,32 triliun dari Rp11,69 triliun per hari pada pekan sebelumnya.
Berdasarkan data perdagangan yang dikutip di Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023, pelemahan kinerja transaksi selama sepekan terakhir juga terjadi pada data rata-rata volume transaksi harian yang melorot 26,1 persen menjadi Rp18,12 miliar saham dibandingkan sepekan sebelumnya, yakni 24,52 miliar saham per hari.
Di tengah penurunan volume dan nilai transaksi tersebut, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan tercatat melonjak 2,55 persen menjadi 1.235.080 kali dari 1.204.385 kali transaksi pada sepekan sebelumnya.
Dengan demikian, pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada di level 6.888 atau melemah 0,74 persen dibanding posisi penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya, yakni 6.939.
Sehingga, nilai kapitalisasi pasar hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini ikut melorot 0,32 persen menjadi Rp10.255 triliun dari posisi akhir pekan sebelumnya yang mencapai Rp10.288 triliun.
Pada perdagangan Jumat 6 Oktober 2023, investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp26,88 miliar. Namun untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 6 Oktober 2023, investor asing sudah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp5,25 triliun.
Selama sepekan terakhir, BEI menerima dua pencatatan perdana saham dan satu obligasi. Dua perusahaan yang melantai perdana tersebut yakni, PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF). Maka untuk sepanjang tahun ini sudah ada 68 emiten baru yang mencatatkan saham di Bursa.
Sementara Surat utang yang dicatatkan pada pekan ini yaitu Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II-2023 senilai Rp625 miliar yang diterbitkan PT Toyota Astra Financial Services ( TAFS ). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi surat utang ini adalah PT Indo Premier Sekuritas ( IPOT ), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) dan PT Mandiri Sekuritas.
Dengan adanya pencatatan obligasi dengan peringkat AAA dari Fitch Ratings ini, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di 2023 menjadi 80 emisi dari 54 emiten senilai Rp89,71 triliun.
Sedangkan, total emisi obligasi dan sukuk sebanyak 523 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp447,05 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan 126 emiten.
Sementara itu, jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Adapun jumlah Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sembilan emisi senilai Rp3,07 triliun.