Home / Otoritas / Bank Indonesia / Purchasing Managers’Index (PMI) Naik Dalam Lima Bulan Berturut-turut

Purchasing Managers’Index (PMI) Naik Dalam Lima Bulan Berturut-turut

Marketnews.id Optimisme pemerintah akan membaiknya perekonomian nasional sudah diawali dengan terus meningkatnya Purchasing Managers Indeks (PMI) pada Januari 2022 yang mencapai 53,7 dari sebelumnya 53,5. Peningkatan yang terjadi di bulan Januari lalu menggenapkan peningkatan selama lima bulan berturut-turut dan ini merupakan awal yang baik dimana gerak perkembangan industri terus mengalami ekspansif.

Sektor manufaktur yang merupakan salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar nasional kembali menunjukkan arah pemulihan yang semakin kuat. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index Januari 2022 yang mencapai 53,7, naik dari Desember 2021 yang mencapai 53,5.

Dengan peningkatan tersebut, sektor manufaktur Indonesia mengalami perbaikan selama lima bulan berturut-turut.


“Ini merupakan awalan yang baik di tahun 2022. Perkembangan industri yang ekspansif ini akan terus kami jaga dengan konsistensi dalam penanganan pandemi termasuk mitigasi varian Omicron dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sehingga pemulihan bisa terus berlanjut sesuai dengan arah yang kami proyeksikan di tahun ini,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Pebruari 2022.


Kinerja pengendalian pandemi di Indonesia akan terus dijaga sehingga mendukung kepercayaan masyarakat dan menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Sejak merebaknya varian Omicron di Indonesia pada 15 Desember 2021, kasus harian Indonesia masih relatif terkendali dibandingkan dengan negara lain.
Untuk menjaga kinerja pemulihan ekonomi, kewaspadaan akan terus dijaga.

Selain itu, pemerintah siap melakukan langkah-langkah untuk menjaga penanganan pandemi demi keselamatan masyarakat. Pemerintah juga akan terus mempercepat penyaluran program PEN di mana tahun 2022 dialokasikan sekitar Rp455,62 triliun untuk penanganan kesehatan termasuk melanjutkan vaksinasi, perlindungan masyarakat, dan penguatan pemulihan ekonomi.


“Tahun 2021, realisasi sementara PEN mencapai 88,4% atau Rp658,6 triliun secara efektif membantu penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi,” ujar Febrio.


Seiring dengan relatif terkendalinya pandemi, Sektor manufaktur Indonesia yang melanjutkan kondisi ekpansi ini ditopang oleh kuatnya kinerja ekspor dan membaiknya permintaan domestik.


Sementara itu, laju inflasi Januari 2022 tercatat 2,18% (yoy), meningkat dari angka Desember 2021 sebesar 1,87% (yoy). Kenaikan inflasi tersebut seiring dengan menguatnya aktivitas konsumsi masyarakat.

Selain itu, kenaikan harga komoditas dan beberapa harga pangan karena faktor cuaca basah berkontribusi pada inflasi tersebut.

“Pemerintah senantiasa menjaga harga-harga energi domestik seperti BBM pada harga yang tetap meski terjadi kenaikan harga komoditas. Hal ini ditujukan agar daya beli masyarakat terhadap kebutuhan energi pokok tetap terjaga,” sambung Febrio.


Inflasi inti terus melanjutkan tren peningkatan, mencapai kisaran 1,84% (yoy), naik dari angka Desember 2021 (1,56%, yoy). Membaiknya sisi permintaan seiring naiknya mobilitas masyarakat telah mendorong peningkatan inflasi inti di tengah risiko tekanan inflasi impor (imported inflation) sebagai dampak masih tingginya harga komoditas.


Selanjutnya, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) meningkat mencapai 3,35% (yoy), naik dari angka Desember 2021 sebesar 3,20% (yoy).

Meningkatnya permintaan seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, baik oleh konsumen rumah tangga maupun sektor akomodasi dan restoran telah mendorong kenaikan harga. Kenaikan harga minyak goreng mulai terkendali dengan intervensi pemerintah dan harga patokan yang ditetapkan.


“Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) oleh Kementerian Perdagangan juga diharapkan efektif dalam mengendalikan harga di minyak goreng di pasar,” tambah Febrio.


Terkait masyarakat miskin dan rentan, pemerintah tetap memberikan bantuan untuk menjaga daya beli kelompok tersebut dengan mengalokasikan anggaran perlindungan sosial yang tetap tinggi di tahun 2022 sebesar Rp431,5 triliun, pungkas Febrio.

Check Also

Iman Rachman : Ada Tiga Calon Emiten Mercusuar Akan IPO Di Akhir 2024

MarketNews.id-Meski target jumlah emiten IPO diprediksi tidak akan tercapai, tapi manajemen BEI Tetap optimistik kinerja …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *