Marketnews.id Dalam dua tahun terakhir sejak pendemi Covid-19 melanda negeri ini, pasar modal Indonesia mampu jadi penyeimbang dan jadi pelopor bangkitnya industri keuangan. Di saat perbankan dan lembaga pembiayaan lain terpapar pendemi, pasar modal Indonesia justru yang paling awal dan cepat beradaptasi dan jadi motor penggerak perekonomian di saat krisis.
Sepanjang tahun lalu, dari sisi Penghimpunan dana, pasar modal Indonesia mampu meningkat pengumpulan dana hingga 200 persen jadi Rp363,3 triliun. Terus besar nya potensi pengumpulan dana lewat pasar modal, dapat menjadi peluang buat bisnis infrastruktur untuk meraih pendanaan buat mengerjakan proyek infrastruktur yang semakin membesar dan tidak pernah berhenti.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, potensi penggalangan dana (fund raising) untuk proyek infrastruktur tahun ini kembali membesar, seiring dengan pemulihan industri pasar modal di level sebelum masa pandemi Covid-19.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, pengembangan proyek infrastruktur akan kembali berlanjut tahun ini, sehingga potensi penggalangan dana di pasar modal akan kembali membesar.
“Iklim investasi selalu kami sempurnakan, yang intinya supaya memudahkan untuk raising fund,” kata dia, di Jakarta, Kamis, 20 Januari 2022.
Menurut Wimboh Santoso, peningkatan potensi fund raising tersebut seiring dengan kebangkitan industri pasar modal, tercermin dari pertumbuhan nilai penggalangan dana 2021 yang mencapai 206 persen (year-on-year) menjadi Rp363,3 triliun. “Pertumbuhan ini terbaik di kawasan Asia Pasifik. Rata-rata pertumbuhan penggalangan dana di Asia Pasifik hanya 171 persen (y-o-y),” ujar Wimboh.
Dia menegaskan, potensi berinvestasi di proyek-proyek infrastruktur semakin terbuka, karena pengembangan infrastruktur tidak akan berhenti. “Bahkan, proyek infrastruktur yang sudah jadi atau setengah jadi, dan pengembangnya mengalami defisit likuiditas, maka proyeknya bisa di-securitize,” ucapnya.
Dia mencontohkan, sekuritisasi proyek-proyek infrastruktur tersebut bisa dilakukan melalui instrumen Dana Investasi Real Estate ( DIRE ), Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) dan Asset-Backed Securities (EBA). Sehingga, lanjut Wimboh, OJK akan terus menciptakan perbaikan iklim investasi, seiring dengan pemulihan di industri pasar modal.
Wimboh menambahkan, pemulihan capital market juga tercermin dari nilai kapitalisasi pasar per 30 Desember 221 yang mencapai Rp8.252 triliun atau terbaik kedua di kawasan ASEAN setelah Thailand.
“Investor di pasar modal juga melonjak signifikan menjadi 7,5 juta investor per akhir 2021 atau naik 93 persen (y-o-y), lebih dari 80 persen merupakan investor milenial,” paparnya.