Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Laba Bersih PT Link Net Tbk (LINK) Catat Penurunan Jadi Rp 686,95 Miliar Di Kuartal III 2021

Laba Bersih PT Link Net Tbk (LINK) Catat Penurunan Jadi Rp 686,95 Miliar Di Kuartal III 2021

Marketnews.id Bisnis jasa layanan internet belakangan ini semakin ketat persaingannya. Terlebih sejak pendemi Covid-19, bisnis ini sebenarnya mendapat peluang untuk tumbuh di saat masyarakat luas semakin banyak memanfaat koneksi internet untuk sebagian besar aktifitas usahanya.

PT Link Net Tbk (LINK) selama sembilan bulan pertama tahun ini mampu meningkatkan pendapatan dibanding tahun lalu. Tapi, peningkatan tersebut tidak didukung oleh meningkatnya laba. Besarnya beban pendapatan dan lainnya, membuat perusahaan penyedia jasa internet dan TV kabel ini alami penurunan laba bersih.

Kendati selama sembilan bulan pertama tahun ini jumlah pendapatan PT Link Net Tbk (LINK) mengalami kenaikan, namun per kuartal III-2021 perolehan laba bersih tercatat menyusut 1,7% menjadi Rp686,95 miliar dibanding periode yang sama 2020 sebesar Rp698,91 miliar.


Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, Senin, 29 Nopember 2021, jumlah pendapatan LINK per kuartal III-2021 mencapai Rp3,24 triliun atau mengalami peningkatan 9,8% dibanding per kuartal III-2020, yakni Rp2,95 triliun.


Seiring dengan pertumbuhan nilai pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan yang dicatatkan LINK selama sembilan bulan pertama 2021 meningkat 7,3% menjadi Rp661,39 miliar dari Rp616,17 miliar pada periode yang sama di 2020.


Sehingga, laba bruto perseroan selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp2,58 triliun. Adapun laba usaha per kuartal III-2021 tercatat sebesar Rp1,03 triliun atau masih lebih tinggi dibanding perolehan laba usaha per kuartal III-2020, yakni Rp983,68 miliar.


Selama sembilan bulan pertama 2021, LINK mengalami kenaikan biaya keuangan menjadi Rp145,82 miliar dari Rp101,94 miliar di periode yang sama di 2020. Namun, jumlah penghasilan keuangan perseroan per kuartal III-2021 tercatat menurun menjadi Rp11,11 miliar dari Rp12,37 miliar per kuartal III-2020.


Sehingga, laba sebelum pajak yang dicatatkan LINK untuk periode yang berakhir 30 September 2021 menjadi Rp809,31 miliar atau mengalami penurunan 9,14% dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp894,11 miliar.


Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) per kuartal III-2021 yang sebesar Rp203,37 miliar, maka laba periode berjalan yang dicatatkan LINK selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp686,95 miliar.


Adapun besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per kuartal III-2021 juga sebesar Rp686,95 miliar. Sebagaimana diketahui, laba bersih LINK per kuartal III-2020 mencapai Rp698,91 miliar.


Per 30 September 2021, total liabilitas LINK tercatat melonjak menjadi Rp4,26 triliun dari Rp3,18 triliun per 31 Desember 2020. Sedangkan, total ekuitas per akhir kuartal III-2021 sebesar Rp5,03 triliun atau mengalami kenaikan dibanding per akhir Desember 2020, yakni Rp4,62 triliun.


Menurut Corporate Secretary LINK, Johannes, dalam surat perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 29 November 2021, lonjakan liabilitas hingga 33,96 persen tersebut karena adanya pencairan fasilitas kredit dari BNGA sebesar Rp1,5 triliun dan BMRI sebesar Rp1,2 triliun.


Johannes menjelaskan , pencairan fasilitas kredit tersebut untuk keperluan belanja modal dan pembiayaan kegiatan usaha LINK. “Menurut perseroan, pencairan fasilitas itu dapat membantu kinerja keuangan LINK pada tahun berjalan dan tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, serta kelangsungan usaha perseroan”.

Sebelumnya, diperoleh informasi, EXCL dan LINK bakal menandatangani conditional sales purchase agreement dimana LINK akan dijual senilai Rp 15 triliun.

Penandatanganan ini merupakan kelanjutan atas penandatanganan term sheet rencana akuisisi yang dilakukan kedua pihak pada 30 Juli lalu. 


Pada periode tersebut, EXCL meneken term sheet atas akuisisi 1,82 miliar saham atau setara 66,03% modal ditempatkan dan disetor dalam LINK.
Adapun pihak penjual LINK adalah Asia Link Dewa Pte.ltd dan PT First Media Tbk (KBLV). 

Sebelumnya, manajemen EXCL mengungkapkan tujuan akuisisi LINK adalah untuk pengembangan usaha dan memperluas jaringan usaha serta untuk memperkuat posisi bisnis XL dan Axiata di bidang penyediaan jasa telekomunikasi. 
Jika transaksi rampung, EXCL akan menjadi pengendali baru LINK.

Check Also

Masmindo Tunjuk Macmahon Sebagai Kontraktor Jasa Penambangan Emas Senilai USD463 Juta

MarketNews id- Masmindo Dwi Area, anak usaha Indika Energy (INDY) menunjuk   Macmahon Holding Limited (ASX: …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *