Marketnews.id Dalam sepekan terakhir, perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai memperlihatkan gairahnya. Memasuki kuartal ke tiga tahun ini, bullish kecil mulai terlihat dan beberapa saham sudah meningkat fantastis harganya. Setidaknya, hingga awal kuartal ketiga tahun ini, tiga besar saham yang mengalami peningkatan harga secara signifikan dalam setahun terakhir adalah saham PT Adi Sarana Armada Tbk, naik 463 persen, saham PT Harum Energy Tbk naik 201,95 persen dan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk naik 169,18 persen. Peningkatan harga saham secara signifikan ini, memiliki dasar atau alasan masing-masing.
Harga saham ASSA tercatat mengalami kenaikan harga yang paling meroket di antara emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak akhir 2020 hingga akhir Q3 2021. Lonjakan harga saham ASSA selama periode tersebut terlihat sangat dominan, jauh di atas kenaikan harga saham HRUM dan SRTG yang berada di peringkat kedua dan ketiga kenaikan tertinggi.
Mengutip data lima besar emiten dengan kenaikan harga saham tertinggi sejak 30 Desember 2020 – 30 September 2021, adalah sebagai berikut :
Harga saham PT. Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menguat dari 609 menjadi 3.430. Menguat 2.821 poin atau 463,16%.
Harga saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat dari 3.080 menjadi 9.300. Menguat 6.220 poin atau 201,95%.
Harga saham PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menguat dari 704 menjadi 1.895. Menguat 1.191 poin atau 169,18%.
Harga saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menguat dari 1.325 menjadi 2.800. Menguat 1.475 poin atau 111,32%.
Harga saham PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) menguat dari 865 menjadi 1.600. Menguat 735 poin atau 84,97%.
Beberapa analis menilai kenaikan harga saham ASSA yang begitu tinggi tak bisa lepas dari membaiknya bisnis logistik dan distribusi disaat pandemi Covid-19. Seperti diketahui, selama pendemi berlangsung, jasa pengangkutan dan pengantaran naik pesat dan menjadi salah satu bisnis yang mampu survive.
Sementara itu, kenaikan harga saham HRUM pada tahun ini jelas dipengaruhi membaiknya harga komoditas batubara di pasar global tahun ini, dibanding 2020. Penguatan harga batubara didorong oleh peningkatan permintaan karena produsen batubara mengurangi produksi lantaran tekanan penggiat lingkungan yang makin intens.
Sedangkan untuk saham SRTG, kenaikan harga saham emiten itu karena investor mengapresiasi keputusan perseroan yang banyak menanamkan modal di perusahaan startup . Banyak startup di Indonesia yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan sektor teknologi atau digital. Sektor ini termasuk yang paling survive saat pandemi Covid-19.