Marketnews.id PT ABM Investama Tbk pada 2022 mendatang memiliki obligasi global yang akan jatuh tempo senilai USD 350 juta dengan tingkat bunga 7,125 persen per tahun. Untuk mempersiapkan pelunasan obligasi di atas, perseroan berencana untuk menerbitkan kembali obligasi global senilai USD400 juta atau setara Rp 5,83 triliun. Obligasi tersebut akan ditawarkan dengan tingkat bunga maksimal 9,5 persen per tahun dan akan dirilis Singapore Exchange Securities Trading Limited.
PT ABM Investama Tbk. merancang obligasi global senilai US$400 juta atau setara Rp5,83 triliun dengan asumsi berdasarkan kurs Jisdor Kamis (1/4/2021) Rp14.577 per dolar AS.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, emiten berkode saham ABMM itu berencana emisi obligasi US$400 juta yang akan dirilis di Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Obligasi itu memiliki tenor hingga 2026 dengan tingkat suku bunga maksimum mencapai 9,5 persen per tahun dengan bunga yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.
Surat utang akan dijamin tanpa syarat dan tanpa dapat ditarik kembali dengan jaminan perusahaan oleh perusahaan terkendali tertentu dari perseroan.
Manajemen ABM Investama menjelaskan, bahwa rencana penerbitan itu bertujuan untuk membiayai kembali baik sebagian maupun seluruh obligasi US$350 juta dengan bunga tetap 7,125 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2022. Selain itu, hasil dana obligasi akan digunakan untuk kebutuhan umum perseroan.
ABMM akan mengupayakan rencana obligasi ini akan diterbitkan dengan ketentuan yang lebih menguntungkan bagi perseroan dibandingkan dengan obligasi sebelumnya, sehingga dapat memberikan fleksibilitas bagi operasional dan keuangan perseroan.
“Perseroan berharap agar penerbitan surat utang ini dapat menjaga likuiditas dan posisi kas perseroan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penerbitan surat utang, antara lain, akan digunakan untuk tujuan pelunasan kewajiban keuangan dan pengembangan usaha secara umum,” tulis manajemen ABM Investama dikutip dari prospektus, Minggu (4/4/2021).