Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Wimboh : Pasar Modal Bangkit Setelah Lalui Tekanan Hebat Di 2020

Wimboh : Pasar Modal Bangkit Setelah Lalui Tekanan Hebat Di 2020

Matketnews.id Pasar modal Indonesia bisa dikatakan jadi salah satu tempat investasi yang cepat beradaptasi terhadap tekanan pelemahan pasar akibat pendemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Seperti diketahui, pasar modal Indonesia sejak awal tahun sudah mengalami penurunan signifikan setelah kasus saham gorengan hingga terungkapnya kasus Jiwasraya yang telah membenamkan pasar hingga titik terendah. Kondisi buruk ini semakin diperparah dengan mulai nya pendemi Covid-19. Tapi, keterpurukan ini tidak berlangsung lama.

Setelah pemerintah melakukan protokol kesehatan pergerakan manusia dibatasi, pasar modal jadi tempat investasi yang diserbu oleh melinial jadi tempat investasi baru. Pasar modal pun bangkit di saat investasi di tempat lain mengalami penurunan bahkan kerugian akibat pendemi Covid-19.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, pasar modal Indonesia mulai pulih setelah sempat mengalami tekanan hebat pada 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. Pemulihan pasar modal terjadi berkat sejumlah kebijakan yang berhasil membangun kepercayaan investor.


Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan sejumlah kebijakan yang dibuat oleh OJK bersama para pemangku kepentingan lainnya di Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK ) mendapat kepercayaan dari pelaku pasar.


“Kami sampaikan beberapa hal, pertama fundamental keuangan semua sektor keuangan siapkan, agar bisa bertahan dari dampak pandemi ini agar balance sheet bisa terjaga. Nasabah bisa bertahan dalam arti kategori sulit, kalau enforce normal akan menimbulkan banyak hal yang tak kondusif mendukung recovery,” kata Wimboh dalam Economic Outlook CNBC Indonesia secara virtual, Kamis (25/2).


Selain itu, OJK juga melakukan upaya maksimal untuk menjaga pasar keuangan Indonesia tetap bisa terjaga dengan baik, tidak terdampak serius. Pasar modal sempat terkena dampak, tapi perbankan Indonesia tak terkena dampak serius.


“Kami bersama Kemenkeu, BI, LPS dan seluruhnya bekerja keras agar dari awal, meski Maret akhirnya pasar modal yang kena impact tapi kita berfikir bagaimana lembaga keuangan perbankan bisa bertahan,” tambah Wimboh.


Merespons situasi pasar modal pada saat itu, kata Wimboh, OJK mengeluarkan kebijakan agresif agar bisa bertahan, di antaranya buyback (beli kembali saham) tanpa Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ). Lalu kebijakan auto rejection asimetris di perketat agar volatilitas dan koreksi tidak terlalu dalam.


“Meski sadar, tak bisa terhindar sama sekali, saat itu Indeks ( IHSG ) terkoreksi ke level 3.900, dengan kebijakan yang dikeluarkan bisa confidence, saat ini indeks sudah kembali,” jelas Wimboh.


Selain itu, OJK mengeluarkan kebijakan yang bersinergi dengan kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan. “Intinya untuk menjaga situasi agar kondusif dengan melonggarkan likuiditas,” tutur Wimboh.


Berbagai kebijakan yang dimaksud Wimboh antara lain adalah pelonggaran aturan GWM (giro wajib minimum), di mana BI juga melakukan pelonggaran quantitative easing untuk menjaga likuiditas terjaga di pasar.

Check Also

BEI Pertanyakan Alasan DEWA Tetapkan Harga Private Placement Rp65 Per Saham

MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI), menelisik penetapan harga pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *