Home / Korporasi / BUMN / Laba Bank BTN Naik 617 Persen Dan Ingin Beli Asuransi Dan Modal Ventura

Laba Bank BTN Naik 617 Persen Dan Ingin Beli Asuransi Dan Modal Ventura

Marketnews.id Bank Tabungan Negara (BTN) berhasil mencatat prestasi cemerlang di tahun 2020 lalu. Laba perseron sebelum diaudit meningkat tajam sebesar 617 persen menjadi Rp1,61 Triliun. Prestasi ini tentu membuat mata terbelalak. Seperti diketahui, tiga bank Pemerintah lainnya yakni Bank Mandiri, Bank BNI dan BRI semuanya mengalami penurunan laba signifikan sepanjang tahun 2020 lalu. Inikah salah satu alasan mengapa Dirut Bank BTN Pahala Masyuri naik pangkat jadi Wakil Menteri BUMN?

Sepanjang tahun lalu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil mencetak kinerja cemerlang dan tercermin dari perolehan laba bersih  unaudited  senilai Rp 1,61 triliun. Sementara untuk tahun ini, perseron berharap dapat meraih laba bersih sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp 2,8 triliun.


Capaian tersebut naik 671,6% dibandingkan kinerja laba bersih BBTN 2019 yang hanya Rp 209 miliar. Menurut Plt Direktur Utama BBTN, Nixon Napitupulu, kinerja perseroan yang sangat baik ini berhasil dicapai perusahaan setelah pada 2019 perusahaan melakukan pembersihan besar-besaran.


“Laba bersih BBTN tumbuh memang sangat tinggi sampai 671%, didorong upaya bersih-bersih perusahan dengan melakukan banyak sekali  downgrade  di tahun 2019,” ujar Nixon dalam rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI , Selasa (2/2).


Tak hanya capaian kenaikan laba jumbo, BBTN juga mencatatkan perbaikan rasio kredit terhadap pendanaan alias loan to deposit ratio( LDR) di angka 93,19%. Meski capaian ini turun, ini merupakan pertama kalinya BBTN mencatatkan LDR berada di bawah 100%.


Dari segi aset, BBTN juga mencatatkan kenaikan 16,2% menjadi senilai Rp 362,23 triliun, naik dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 311,77 triliun.


Adapun capaian kredit BBTN sepanjang tahun tumbuh 1,7%. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh kredit konsumer yang tumbuh 3,2%. Sementara sumber kredit konsumer BBTN terbesar disumbang bisnis KPR subsidi yang tumbuh 7,8%. Untuk kredit komersial BBTN minus 9,6%, terkontraksi besar utamanya dari kredit konstruksi tercatat minus 0,8%.


Sedangkan kredit bermasalah atau  non performing loan  atau NPL BTN sepanjang 2020 tercatat sebesar 4,24% dengan rasio pencadangan atau tingkat  coverage  mencapai 117,30%. Adapun, Sepanjang tahun 2020, net interest margin alias NIM dari BTN turun menjadi 3,07% dari posisi 3,32% di tahun 2019.


Mengutip CNBC Indonesia, Selasa (2/2) ditopang oleh kinerja 2020 yang cemerlang itu, BBTN telah menargetkan bisa memiliki perusahaan asuransi jiwa dan modal ventura (venture capital/VC) demi mendukung pengembangan bisnis perusahaan ke depan. Pengembangan ini masuk dalam rencana pertumbuhan bisnis perusahaan di 2021.


Menurut Nixon kepemilikan perusahaan asuransi jiwa akan inline dengan core business BBTN yang memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) yang harus didukung dengan asuransi dan bancassurance.


“Bagaimana kerja sama strategi pertumbuhan anorganik terutama sekali kami ingin sekali memiliki satu perusahaan asuransi jiwa karena pada umumnya kredit itu harus ditutup asuransi jiwanya, juga bancassurance dan sebagainya,” jelasnya.


Selanjutnya, rencana untuk memiliki VC ini ditujukan untuk memberikan pendanaan kepada perusahaan asset management (AM) atau manajer investasi.
Nixon juga mengatakan AM ini nantinya akan ditujukan untuk membangkitkan bisnis penjualan rumah second. Bisnis ini ditujukan untuk menampung kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang lumayan besar.

Check Also

Masmindo Tunjuk Macmahon Sebagai Kontraktor Jasa Penambangan Emas Senilai USD463 Juta

MarketNews id- Masmindo Dwi Area, anak usaha Indika Energy (INDY) menunjuk   Macmahon Holding Limited (ASX: …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *