Marketnews.id Optimisme Pemerintah terhadap perbaikan ekonomi ke depan semakin kuat setelah pemerintah memutuskan untuk memberikan stimulus fiskal. Seperti diketahui, pada kuartal terakhir tahun lalu, laju pertumbuhan ekonomi masih tertahan dan mengalami kontraksi. Pada kuartal pertama tahun ini, pemerintah berharap ekonomi mulai tumbuh positif dengan dorongan stimulus fiskal. Sementara menurut survai sebelumnya, ekonomi masih tertahan lantaran masyarakat menengah atas belum melakukan aktifitas ekonominya.
Bank Indonesia (BI) optimistis stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah akan mendongkrak konsumsi masyarakat ekonomi menengah ke bawah pada 2021.
“Perbaikan konsumsi ini menjadi kunci untuk 2021 mengingat kekuatannya diperkirakan masih tertahan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi BI Yoga Affandi dalam webinar Infobank di Jakarta, Rabu (24/2).
Menurut dia, berdasarkan survei Bank Indonesia terhadap ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada triwulan I 2021, masih lemah.
Namun, dengan gelontoran stimulus fiskal yang disiapkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 akan menahan kontraksi lebih dalam.
Adapun salah satu titik cerah yang ikut mendorong konsumsi lebih baik adalah penjualan secara daring yang diperkirakan akan terus membaik.
“Ini harapannya akan menghelat perekonomian menuju level yang kita inginkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Hidayat Amir dalam kesempatan yang sama mengatakan konsumsi rumah tangga menyumbang 57,7 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) pada 2020.
Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan menunjukkan perbaikan seiring pemerintah menggelontorkan program perlindungan sosial dalam PEN.
Program PEN 2021 mencapai Rp699,43 triliun atau naik 21 persen dari realisasi sementara 2020 mencapai Rp579,78 triliun.
Adapun alokasinya yakni untuk perlindungan sosial sebesar Rp157,41 triliun, kesehatan Rp176,30 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp186,81 triliun, insentif usaha Rp53,86 triliun, program prioritas Rp125,06 triliun. Tentunya, naiknya dana program PEN diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan.