Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Air Asia Group Siap Galang Dana Rp8,7 Triliun Atasi Dampak Pendemi Covid-19

Air Asia Group Siap Galang Dana Rp8,7 Triliun Atasi Dampak Pendemi Covid-19

Marketnews.id Industri penerbangan salah satu sektor bisnis yang paling terpapar akibat pendemi Covid-19. Keadaan ini dialami seluruh maskapai penerbangan dunia. Bahkan maskapai penerbangan internasional British Airways menunda pembayaran dana pensiun buat karyawan nya lantaran kesulitan likuiditas akibat pendemi.

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia juga mengalami penurunan kinerja signifikan lantaran pendemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir satu tahun. Sementara AirAsia Group maskapai penerbangan berbendera Malaysia ini juga harus menggalang dana hingga Rp 8,7 triliun untuk mengatasi dampak dari pendemi ini.

AirAsia Group, sedang menyiapkan sejumlah aksi korporasi maupun pinjaman guna mendanai operasi di sejumlah wilayah, termasuk Indonesia. 

Grup CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan, perseroan menghadapi situasi yang sulit yang mana pembatasan perjalanan secara global belum pernah terjadi sebelumnya. Pil pahit terpaksa ditelan, antara lain menyetop operasi di Jepang dan divestasi saham di India.

Tony optimis dapat mencapai target pendanaan sebesar 2,5 miliar ringgit atau sekitar Rp8,7 triliun. Tahap pertama pendanaan diperoleh lewat private placement minggu lalu yang menghasilkan 250 juta juta ringgit. 


Dia menambahkan, AirAsia juga tengah berupaya mendapat restu pinjaman dengan skema Skema Jaminan Prihatin Danajamin, program stimulus Pemerintah Malaysia. Secara bersamaan, AirAsia juga juga tengah berdiskusi untuk mengupayakan pendanaan lainnya di sejumlah negara jaringan utama seperti Thailand, Indonesia, dan Filipina.

“Langkah-langkah peningkatan modal dan pendanaan lainnya sedang dipertimbangkan, termasuk peningkatan modal untuk entitas digital kami,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (23/2/2021).

Tony menyebutkan, kejelasan lebih lanjut mengenai semua upaya pendanaan dapat diketahui pada akhir Maret. Tony juga berharap pemulihan dapat terwujud secara bertahap pada 2021 untuk semua pasar utama AirAsia dan potensi pemulihan menyeluruh dalam dua tahun mendatang.


Sepanjang pandemi 2020, AirAsia telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat transformasi digital. Itu dilakukan untuk menjadi lebih dari sekadar maskapai penerbangan. AirAsia memperkenalkan berbagai produk dan layanan baru yang menambah sumber pendapatan.

Check Also

Langganan Rugi, Krakatau Steel Defisit USD2,51 Miliar Di Kuartal III 2024

MarketNews.id- Krakatau Steel (KRAS) mengalami penyusutan  pendapatan sedalam 47,9 persen  secara tahunan tersisa  USD657,52 juta …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *