Marketnews.id Bisnis di sektor penerbangan sepanjang tahun ini termasuk bisnis yang paling terpapar akibat pendemi Covid-19. Dibatasinya pergerakan manusia, berdampak langsung buat kinerja PT Indonesia Transport dan Infrastructure Tbk. Efisiensi jadi salah satu kunci emiten ini untuk terus bertahan di tengah pendemi ini.
Pada Kuartal III-2020, PT Indonesia Transport dan Infrastructure Tbk (IATA), mencatatkan penurunan pendapatan menjadi USD6,29 juta dari USD12,07 juta di periode yang sama 2019. Namun, perseroan berhasil menekan rugi bersih selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi USD2,14 juta.
Berdasarkan laporan keuangan IATA yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (10/12), IndonesiaAir mampu menurunkan rugi bersih dari USD2,52 juta di Kuartal III-2019 menjadi USD2,14 juta, karena kemampuan perseroan dalam menekan beban di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.
Pada Kuartal III-2020, total beban langsung IATA tercatat hanya senilai USD5,57 juta, padahal di periode yang sama 2019 mencapai USD9,59 juta. Sehingga, laba bruto IndonesiaAir per kuartal ketiga tahun ini tercatat senilai USD719,75 ribu atau lebih rendah dibanding Kuartal III-2019 yang sebesar USD2,48 juta.
Sementara itu, selama sembilan bulan pertama 2019 jumlah beban usaha IATA senilai USD2,84 juta atau lebih rendah dibanding periode yang sama 2019 mencapai USD4,02 juta. Sedang beban pembiayaan per Kuartal III-2020 juga tercatat menurun menjadi USD855,23 ribu dari USD1,11 juta di Kuartal III-2019.
Adapun beban lain-lain selama sembilan bulan pertama senilai USD128,65 ribu atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD642,68 ribu. Pada Kuartal III-2020, IATA mencatatkan keuntungan selisih kurs sebesar USD618,63 ribu atau lebih tinggi dibanding periode yang sama 2019 senilai USD162,26 ribu.
Per 30 September 2020, total liabilitas IATA melambung menjadi USD38,32 juta dari USD25,3 juta per 31 Desember 2019. Sedangkan, total ekuitas per akhir Kuartal III-2020 tercatat mengalami penurunan tajam menjadi USD20,23 juta dari posisi per akhir Desember 2019 yang sebesar USD35,8 juta.