Marketnews.id Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencatat rekor baru di masa pendemi ini. Rata rata nilai transaksi harian selama sepekan meningkat 19,85 persen jadi Rp 14,88 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 12,42 triliun. Sentimen positif pekan lalu akankah terus berlangsung pekan depan?
Pada pekan keempat bulan ini atau periode 23-27 November 2020, data transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) sebesar 3,8 persen ke level 5.783 dari 5.571 pada penutupan minggu sebelumnya.
Nilai kapitalisasi pasar pada perdagangan akhir pekan ini juga tercatat menguat sebesar 3,8 persen menjadi Rp6.720,95 triliun dari pekan sebelumnya yang senilai Rp6.474,87 triliun. Peningkatan tertinggi terjadi pada data rata-rata volume transaksi, yakni sebesar 60,54 persen menjadi 29,24 miliar saham.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan meningkat 19,85 persen menjadi Rp14,88 triliun dari Rp12,42 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan tercatat meningkat 22,63 persen menjadi 1,16 juta kali dari 949,07 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (25/11), frekuensi transaksi harian mencatatkan rekor jumlah transaksi, mencapai 1,41 juta kali. Pada Jumat (27/11), data BEI mencatat investor asing kembali melanjutkan aksi jual bersih hingga Rp1,06 triliun, sehingga untuk sepanjang tahun ini nilai jual bersih investor asing sudah mencapai Rp40,58 triliun.
Sejumlah sentimen yang mungkin mendorong penguatan IHSG adalah Presiden Donald Trump mengatakan jika Electoral College memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih.
Namun pemerintahan Presiden Donald Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim Presiden terpilih Joe Biden untuk transisinya ke Gedung Putih.
Hal ini membuka jalan transisi ke Biden berlangsung dengan mulus. Seiring turunnya risiko politik AS akibat konflik pemilu, berhasil menjadi katalis positif yang mendorong kenaikan pasar saham.
Faktor kedua adalah saat ini pasar keuangan sangat optimistis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal.
Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimistis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi.
Terakhir, kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring perkembangan vaksin Covid-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden di Amerika Serikat.
Hal ini ditambah IMF mengakui dari kelompok G-20 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 adalah yang terbaik kedua setelah China. Data menunjukkan sejak 1 Oktober 2020 ada aliran dana gabungan senilai USD48 miliar masuk ke sembilan bursa saham, yakni Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.