Marketnews.id Penggabungan usaha bank syariah milik negara, berdampak positif buat Bank Syariah Mandiri. Pefindo sebagai lembaga rating meningkatkan peringkat Bank Syariah Mandiri menjadi “idAA+” . Sedangkan peringkat kredit perusahan direvisi dari stabil menjadi positif.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idAA+” untuk PT Bank Syariah Mandiri (BSM atau Bank). Pefindo juga memberikan peringkat “idAA-(sy)” untuk Sukuk Subordinasi Mudharabah Tahun 2016 milik BSM yang masih beredar.
Analis Pefindo, Hasnalia Hanifah, mengatakan prospek untuk peringkat kredit Perusahaan direvisi menjadi “positif” dari sebelumnya “stabil”. “Perubahan prospek tersebut mencerminkan pandangan kami bahwa transaksi penggabungan usaha antara PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIsyariah), PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) dan PT Bank Syariah Mandiri akan meningkatkan profil kredit bank hasil penggabungan usaha yang akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh bank-bank milik negara,” kata Hasnalia dalam keterangan resmi, Kamis (12/11).
Hasnalia menjelaskan, penggabungan usaha ini akan menghasilkan satu bank syariah dengan total aset melebihi Rp214,7 triliun atau setara dengan sekitar 40,4% industri perbankan syariah dan 2,4% industri perbankan per Juni 2020. Merger ini akan memunculkan bank syariah yang merupakan bank terbesar ke-7 di industri perbankan nasional.
“Dalam jangka panjang, merger akan meningkatkan profil bisnis bank gabungan dengan memanfaatkan jaringan group induk, diversifikasi pembiayaan dan struktur pendanaan yang lebih baik, serta indikator keuangan yang lebih kuat,” jelas Hasnalia.
“Pada saat terjadinya penggabungan usaha, kami dapat menindaklanjuti outlook positif BSM dan kemudian melakukan penarikan peringkat tersebut, mengingat entitas BSM sebagai non-surviving entity akan melebur ke BRIsyariah yang merupakan surviving entity dari aksi penggabungan usaha ini, termasuk surat utang yang diterbitkan BSM,” urai Hasnalia.
Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang relatif dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Tanda Tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.
Pefindo berpandangan, pandemi COVID-19 berdampak sedang terhadap profil risiko industri perbankan syariah, mengingat penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor akan berdampak pada penurunan permintaan pembiayaan dan layanan perbankan lainnya.
“Saat ini, kami berpandangan bahwa dampak Covid-19 terhadap profil kredit BSM secara keseluruhan akan tetap terkendali, didukung oleh profil permodalan yang kuat, keberadaan yang sangat kuat di industri perbankan syariah, dan posisi likuiditas yang kuat dengan porsi dana murah yang tinggi,” tambah Hasnalia.