Marketnews.id Sepanjang pekan ini, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) relatif stabil meskipun terjadi penurunan dari volume dan nilai transaksi. Sementara itu, indeks saham berhasil menguat lantaran saham dengan nilai kapitalisasi besar meningkat harganya.
Pekan depan, pasar diperkirakan akan bergerak netral dengan kecenderungan terjadi peningkatan harga saham sejalan dengan laporan kinerja kuartal ketiga yang mulai dipublikasikan.
Sepanjang pekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 19-23 Oktober 2020, rata-rata nilai transaksi harian melanjutkan tren penurunan menjadi Rp9.021 triliun. Bahkan frekuensi transaksi harian menurun hingga 9,28 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.
“Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 1,1 persen menjadi Rp9,02 triliun dari Rp9,12 triliun pada penutupan pekan sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, di Jakarta, Minggu (25/10).
Selain itu, lanjut Aji, penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian, yakni sebesar 0,02 persen menjadi 12,16 miliar saham dari 12,16 miliar saham.
“Rata-rata frekuensi harian selama sepekan mengalami perubahan 9,28 persen menjadi 706,68 ribu kali transaksi dari 778,93 ribu kali transaksi pada penutupan pekan sebelumnya,” ujar Aji.
Namun selama perdagangan sepekan, laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) tercatat menguat sebesar 0,17 persen ke level 5.112 dari posisi 5.103 pada penutupan akhir pekan sebelumnya.
“Kenaikan juga terjadi pada nilai kapitalisasi pasar sebesar 0,13 persen menjadi Rp5.943,03 triliun dari Rp5.935,39 triliun pada pekan lalu,” ujarnya.
Lebih lanjut Aji menyebutkan, pada perdagangan Jumat (23/10), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp45,69 miliar, sedangkan sepanjang 2020 membukukan nilai jual bersih Rp47,54 triliun.
Selama sepekan, BEI menerima pencatatan dua obligasi dan satu sukuk mudharabah, yakni Obligasi Berkelanjutan I Tahap II-2020 yang diterbitkan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) senilai Rp1,5 triliun dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II-2020 yang diterbitkan PT Smart Tbk (SMAR) senilai Rp1,4 triliun. PT Bussan Auto Finance mencatatkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II-2020 senilai Rp485 miliar.
Dengan ketiga pencatatan tersebut, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang sepanjang 2020 adalah sebanyak 88 emisi dari 55 emiten senilai Rp71,01 triliun. Sehingga, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 464 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp439,73 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 127 emiten.
“Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 117 seri dengan nilai nominal Rp3.545,35 triliun dan USD400 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp7,28 triliun,” kata Aji.