Marketnews.id Jual obligasi buat lunasi obligasi yang akan jatuh tempo, merupakan salah satu strategi bisnis yang sudah lazim dilakukan oleh dunia usaha. PT Indika Energy Tbk melalui Indika Energy Capital IV Pte sukses menjual obligasi senilai USD 450 juta berjangka waktu lima tahun yang sebagian dana nya akan digunakan untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo.
PT Indika Energy Tbk (INDY), melalui Indika Energy Capital IV Pte Ltd sukses menggelar penerbitan obligasi global (global bond) senilai US$ 450 juta bertenor lima tahun dan kupon 8,25%. Hasil emisi akan digunakan untuk pelunasan kembali utang (refinancing) serta investasi pada bisnis non-batubara.
Berdasarkan informasi yang diterima Investor Daily, Minggu (18/10), penawaran global bond Indika Energy telah dibuka pada Kamis (15/10) dengan pedoman kupon awal 8,625%. Kemudian, kupon diperketat pada akhir penawaran menjadi 8,25%.
Indika Energy tercatat menerima pesanan global bond yang tinggi, yakni mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar dari investor saat bookbuilding. Sementara para bookrunners yang menangani aksi penerbitan ini antara lain Deutsche Bank, Mandiri Securities, dan Standard Chartered.
Moody’s Investors Service telah memberikan peringkat Ba3 untuk global bond teranyar Indika Energy pada 12 Oktober. Saat yang sama, Moody’s turut menyematkan Ba3 corporate family rating (CFR) untuk Indika Energy, dan Ba3 untuk tiga senior notes lama perseroan.
Tiga senior notes tersebut terdiri atas senilai US$ 285 juta jatuh tempo 2023 yang diterbitkan Indo Energy Finance II BV, senior notes US$ 265 juta yang diterbitkan Indika Energy Capital II Pte Ltd jatuh tempo 2022, dan senior notes US$ 575 juta jatuh tempo 2024 yang diterbitkan Indika Energy Capital III Pte Ltd. Sementara itu, outlook perseroan tetap negatif.
Assistant Vice President and Analyst Moody’s Maisam Hasnain mengatakan, penegasan peringkat Ba3 mencerminkan operasional Indika yang terdiversifikasi, rekam jejak operasi yang panjang, serta likuiditas yang solid. Indika pun dinilai menerapkan kebijakan keuangan yang berhati-hati.
“Kebijakan yang prudent tercermin dari penerbitan global bond dalam rangka proaktif membayar kembali utang jatuh tempo lebih cepat dari jadwal,” kata Maisam dalam keterangan resmi, baru-baru ini.
Dia menambahkan, outlook yang masih negatif mencerminkan ekspektasi Moody’s jika metrik kredit Indika tetap lemah selama 12 bulan ke depan di tengah operasional yang memantang. Hal ini termasuk harga batu bara termal yang rendah.
Riset Moody’s mengungkapkan, Indika berniat mempercepat pelunasan global bond yang jatuh tempo 2022-2023. Sebagian hasil emisi global bond pun akan diserap untuk investasi pada bisnis non-batubara. Setelah refinancing, Indika berpotensi tidak memiliki hutang material yang jatuh tempo hingga 2024. Alhasil, likuiditas perseroan menjadi kuat dan risiko refinancing menjadi minimal dalam jangka pendek.
Lebih lanjut, berdasarkan asumsi harga batubara termal Newcastle untuk jangka menengah sebesar US$ 65 per ton. Moody’s memperkirakan leverage Indika Energy, yang diukur dengan membandingkan utang dengan EBITDA, akan tetap berada di level yang tinggi, yakni sekitar 4,3x pada Desember 2021, naik dari 3,5x pada Desember 2019.
Namun, mengingat ada faktor pertumbuhan ekonomi yang melambat, risiko penurunan metrik kredit Indika yang melebihi ekspektasi Moody’s saat ini diprediksi meningkat. Hal tersebut bisa terjadi jika harga batubara tetap berada di level yang rendah untuk waktu yang lama.