Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Adi Sarana Armada Tbk, Dari Rights Issue hingga Digitilisasi

PT Adi Sarana Armada Tbk, Dari Rights Issue hingga Digitilisasi

Marketnews.id Emiten yang bergerak dalam transportasi PT Adi Sarana Armada Tbk, telah mendapat persetujuan dari pemegang sahamnya untuk melakukan penawaran terbatas atau rights issue sebanyak 1,13 miliar lembar saham. Selain itu, perseroan juga akan melakukan digitalisasi bisnis dalam era pendemi saat ini.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), menyetujui rencana perseroan untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1,32 miliar saham.


Menurut Presiden Direktur ASSA, Prodjo Sunarjanto di Jakarta, perusahaan akan melakukan aksi korporasi melalui mekanisme rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,13 miliar saham bernilai nominal Rp100 per lembar.


“Kami berharap aksi korporasi berupa rights issue ini dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan usaha dan nilai aset perseroan, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ucap Prodjo.


Lebih jauh Projo mengatakan, jika pelaksanaan rights issue ini berjalan sesuai rencana, maka nantinya dana hasil aksi korporasi ini akan dimanfaatkan untuk memperbesar kapasitas bisnis kurir (express courier) melalui Anteraja dan Titipaja sebagai inisiatif terbaru dalam mewujudkan fasilitas e-fulfillment menuju end-to-end logistics.


“Dengan melihat prospek ke depan, di tengah kondisi yang terjadi sejak awal 2020, perseroan optimis akan mampu menjaga laju pertumbuhan bisnis,” kata Prodjo dalam public expose, Rabu (19/8/2020).

Prodjo menunjukkan saat ini emiten bersandi saham ASSA tersebut telah memiliki dua platform yang diharapkan dapat menggenjot performa keuangan perseroan pada semester II/2020, yaitu  marketplace jual-beli kendaraan lewat caroline.id dan platform layanan berbagi mobil di aplikasi Share Car.


Direktur ASSA Tjoeng Suyanto menambahkan, pembentukan Bisnisaja untuk segmen korporasi agar memudahkan pelanggan korporasi melakukan analisis terhadap tiga hal yaitu transparansi biaya, tracking secara real time, dan perencanaan berdasarkan data.

“Pengembangan [Bisnisaja] terus kami lakukan, saat ini mungkin sudah ada ratusan user yang ada walaupun baru mulai. Kami menargetkan di segmen bisnis ini juga memberikan kontribusi ke Anteraja terutama dari segmen bisnis,” ujar Tjoeng.

Check Also

Mulai 9 Desember, Hampir Semua Saham Bisa Diperdagangkan Di Pra Pembukaan

MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melepas hampir semua saham dapat diperdagangkan di masa pra pembukaan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *