Marketnews.id Semua pihak sudah mahfum, bila bisnis kelapa sawit tahun lalu merupakan tahun emas. Dimana sepanjang tahun produsen sawit nasional sebagian besar memanfaatkan bagusnya harga serta terbatasnya stock di pasar. Jadi wajar tahun 2019 lalu bisnis sawit meraih laba yang bertumbuh.
Emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 24,83 persen secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan harga jual rata-rata CPO perseroan sebesar 35 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu.
Dikutip dari keterangan persnya Jumat (1/5/2020), harga jual rata-rata CPO perseroan pada kuartal I/2020 naik signifikan senilai Rp8,3 juta per ton dibandingkan harga jual rata-rata tiga bulan pertama tahun lalu sebesar Rp 6,1 juta per ton.
Dari sini, perseroan mencetak laba senilai Rp81,47 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp65,27 miliar.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan, sejak kuartal IV/2019 harga CPO sudah mulai menanjak akibat berkurangnya stok minyak sawit di Malaysia dan Indonesia serta tingginya permintaan akibat kebijakan mandatory biodiesel B30.
“Namun, dengan pandemi Covid-19 yang mulai menunjukkan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia maupun dunia pada kuartal II ini, maka kami mengambil sikap waspada dengan terus menerus memonitor perkembangan yang terjadi supaya dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memitigasi dampak buruk pandemic Covid-19 ini terhadap semua lini usaha kami,” jelas Andrianto.
Selain itu, perseroan juga secara aktif mendukung program pemerintah dalam memerangi wabah Covid-19, baik dengan penerapan prosedur-prosedur health and safety di lingkungan kerja perusahaan maupun melalui kegiatan CSR di lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
Dari sisi kinerja operasional, pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan mencatatkan produksi CPO sebesar 153.000 ton, naik 18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja pabrik kelapa sawit perseroan juga meningkat melalui kenaikan tingkat ekstraksi minyak sawit menjadi 24 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2019, yang sebesar 23 persen.
Sementara itu, volume penjualan minyak sawit perseroan pada kuartal I/2020 turun 14 persen menjadi 143.000 ton dibandingkan kuartal I/2019 sebesar 166.000 ton. Penurunan ini terjadi karena pada periode tahun lalu, volume penjualan juga mencakup sisa stok CPO pada akhir 2018 yang jumlahnya cukup signifikan.
Selain itu, pada akhir Maret 2020, sempat terjadi keterlambatan pada kapal pengangkut CPO yang berdampak pada tertahannya pengiriman CPO di akhir Maret 2020.
Penjualan segmen kelapa sawit sendiri menyumbang Rp1,32 triliun atau sekitar 83 persen dari total pendapatan perseroan.
Sementara untuk segmen produk kayu, perseroan mencatat adanya kenaikan volume penjualan untuk produk panel pada kuartal pertama 2020, sebesar 16 persen menjadi 26 ribu m3 dan engineered floorings naik 4 persen menjadi 239 ribu m2, akibat peningkatan permintaan dari negara tujuan ekspor, khususnya permintaan produk panel dari Jepang.