Marketnews.id Keputusan Pemerintah untuk membebaskan konsumen listrik dengan daya 450 VA dan diskon 50 persen buat pelanggan 900 VA, tidak akan membuat PLN rugi.
Kementerian ESDM menjamin, kondisi keuangan PT PLN (Persero) akan tetap sehat meskipun adanya stimulus keringanan listrik.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, pihaknya tak menampik adanya dampak pada cashflow PLN dari kebijakan stimulus keringanan listrik di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Namun demikian, pihaknya sudah mengantisipasi dan memastikan agar PLN tak rugi dan keuangan PLN tetap sehat.
“Kami sudah antisipasi, yang pasti PLN enggak rugi, jadi yang Rp3,5 triliun pada saatnya dialokasikan untuk penambahan subsidi kedua golongan ini (450 VA dan 900 VA bersubsidi),” ujarnya dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
PLN, lanjutnya, hanya mungkin tertunda yang tadinya mendapatkan cash keuangan untuk tagihan Maret, namun akibat adanya program stimulus ini akan ada sedikit penundaan waktu untuk dapat penggantiannya dari alokasi APBN sebesar Rp3,2 triliun hingga Rp3,5 triliun selama tiga bulan ini.
“Jadi dananya sudah ada, PLN enggak rugi hanya mungkin ada sedikit perlambatan pembayaran,” kata Rida.
Kebijakan stimulus keringanan listrik ini sudah dilakukan diskusi dan koordinasi bersama dengan PLN dan Kementerian Keuangan.
Rida menambahkan alokasi nilai berkisar Rp3,2 triliun hingga Rp3,5 triliun tersebut berasal dari 24 juta pelanggan listrik 450 VA yang dikalikan tagihan rata-rata Rp36.000 bernilai Rp864 miliar per bulan.
Kemudian untuk 7 juta pelanggan listrik 900 VA diskon 50 persen, dengan rata-rata penggunaan Rp60.000 ber bulan, sehingga totalnya Rp210 miliar.
“Kalau dikalikan 3 bulan, maka Rp3,2 triliun, kenapa Rp3,5 triliun, itu kami sediakan ruang sekiranya nanti ada himbaun untuk di rumah dan kemungkinan konsumsi listrik di rumah tangga akan sedikit meningkat,” tuturnya.
Menurutnya, wajar dalam kondisi bekerja dari rumah, konsumsi di golongan listrik rumah tanggan cenderung ada kenaikan. Rida mengatakan pertumbuhan konsumsi 1 persen – 3 persen sangatlah logis.
“Itulah kemudian kenapa dana Rp3,5 triliun dialokasikan supaya kita punya space kalo konsumsi lebih dari 2019 lalu yang mana belum ada himbauan Covid-19,” ujar Rida.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah pelanggan PLN secara keseluruhan sekitar 75,4 juta pelanggan dan pendapatan PLN dari penjualan sekitar Rp274 triliun per tahun atau sekitar Rp22,8 triliun per bulan.
Jumlah pelanggan PLN 450 VA dan 900 VA sekitar 55,7 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp53,2 triliun per tahun atau sekitar Rp4,4 triliun per bulan.
Lalu untuk jumlah pelanggan PLN 450 VA dan 900 VA bersubsidi sekitar 31 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp15,3 triliun per tahun atau sekitar Rp1,28 triliun per bulan.