Marketnews.Siapa nyana, dalam hitungan dua bulan semua rencana berubah total. Baik itu rencana dalam skala nasional maupun rencana secara global. Lalu adakah kesamaan krisis keuangan yang bakal terjadi di tahun ini dengan krisis keuangan tahun 1998 lalu.
Kondisi pasar keuangan di berbagai negara terguncang akibat penyebaran virus corona di seluruh negara. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, kondisi ini jelas berbeda dengan krisis yang sempat melanda pada 1997-1998 dan krisis keuangan 2008.
Menurut Perry, saat ini Covid-19 menyebar dengan sangat cepat ke seluruh negara di dunia. “Pandemi Covid-19 menyebar dalam tempo singkat,” kata Perry saat video conference bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah kasus positif di berbagai negara besar seperti Amerika Serikat (AS) yang tercatat lebih dari 300.000 kasus, Italia, Spanyol, Jerman dan Prancis yang juga mencapai ratusan ribu.
Dia menyebut angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kasus positif yang terjadi di China sebesar 82.000.
Menurut Perry hal ini menyebabkan sektor yang terdampak adalah pariwisata, hotel, restoran, penerbangan, usaha mikro kecil menengah (UMKM), perdagangan ekspor impor.
“Pandemi Covid 19 ini menimbulkan masalah yang kompleks, karena menyangkut kemanusiaan ekonomi dan keuangan, penyebarannya terjadi sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia,” jelas dia.
Menurut Perry hal ini menimbulkan gelombang kepanikan yang besar di pasar keuangan global. Ini menjadikan banyak pemodal yang melepas aset keuangan di seluruh dunia. Mereka melepas obligasi sampai emas dan memilih simpanan dalam bentuk tunai.
“Bagaimana mereka melepas saham, obligasi mereka dan menukarkan ke dalam bentuk tunai. Ingat, mata uang dolar AS masih 80% dari mata uang dunia,” jelas Perry Warjiyo.