Marketnews.id Mampir semua lini bisnis di tahun ini harus menghitung uulang target usaha maupun rencana ekspansi usaha. Baik lembaga riset dunia maupun lembaga ekonomi sudah mengingatkan banyak bidang usaha sudah mulai merasakan dampak terpapar Covid-19. Konsensekwensinya, perusahaan harus menata ulang rencana bisnis yang telah dibuat dan disetujui oleh stakeholder.
Seperti diketahui Indonesia Property Watch (IPW) mencatat bahwa pasar perumahan primer di Provinsi Banten mengalami anjlokan yang cukup signifikan di kuartal I/2020 menyusul sentimen wabah virus corona jenis baru atau Covid-19.
Menurut hasil riset IPW, secara umum tingkat penjualan pasar perumahan primer di wilayah Banten yang terdiri dari Serang, Cilegon, dan Tangerang Raya mengalami penurunan cukup tajam dari sisi jumlah unit maupun nilai penjualan dibandingkan kuartal sebelumnya.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyatakan, nilai penjualan perumahan wilayah Banten di kuartal I/2020 merosot tajam menjadi Rp391, 62 miliar atau turun sebesar 49,5 persen (qtq) dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Survei ini dilakukan terhadap 40 proyek pengembang yang diperkirakan mewakili 70 persen dari land bank pasar perumahan di wilayah Banten,” ujar Ali dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).
Riset IPW menyatakan bahwa nilai tersebut juga lebih rendah 42,4 persen (yoy) dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu. Adapun penurunan tertinggi terjadi di wilayah Serang sebesar 56,8 persen, diikuti Tangerang sekitar sebesar 49,6 persen, dan Cilegon yang turun 26,2 persen.
Sejalan dengan penurunan nilai penjualan, kata Ali, jumlah unit terjual pun mengalami penurunan cukup besar yaitu sebesar 47,9 persen (qtq) atau dibandingkan tahun lalu turun 45,7% (yoy).
“Penurunan ini merupakan penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir. Penurunan tertinggi unit terjual terjadi di wilayah Serang sebesar 50,3 persen, diikuti Tangerang 49,3 persen, dan Cilegon 27,2 persen,” katanya.
Ali menyatakan bahwa sebetulnya sejak awal tahun ini banyak pengembang yang mulai optimistis dengan menaikkan harga jual produknya. Hal ini tercermin dengan kenaikan rata-rata harga jual yang bervariasi dengan rata-rata naik 3,21 persen.
Adapun kenaikan tertinggi di wilayah Serang sebesar 4,53 persen, diikuti Cilegon sebesar 2,97 persen, dan Tangerang sekitar 2,21 persen.
Di sisi lain, yang tidak diperkirakan sebelumnya adalah ikut turunnya pasar end user dengan segmen harga murah. IPW mencatat terjadi penurunan yang sangat tinggi di segmen rumah di bawah Rp300 juta dan segmen rumah di atas Rp1 miliar, masing-masing sebesar jatuh 62,4 persen dan 45,2 persen.
Sementara itu, segmen rumah Rp300 juta – Rp500 juta menurun 32,5 persen dan segmen Rp500 juta – Rp1 miliar turun 15,0 persen.
Di tengah kondisi seperti saat ini, IPW memperkirakan bahwa pasar properti di wilayah itu akan terus menurun memasuki kuartal berikutnya. Dengan demikian, dia mengingatkan agar para pengembang diminta untuk melakukan antisipasi dan pengetatan yang diperlukan untuk dapat menjamin daya tahan kas perusahaan untuk beberapa waktu ke depan.
Apa yang terjadi di pasar primer perumahan di Propinsi Banten, bisa jadi tolok ukur buat kota yang jadi penyangga ibu kota Jakarta. Jakarta bagian timur seperti Bekasi dan disebelah selatan yakni Depok hingga Bogor bisa menjadi bahan evaluasi untuk mengantisipasi akan melemahnya daya beli.