Marketnews.id Total football, istilah ini mungkin cocok buat tim PT Penggadaian. Untuk meningkatkan kinerja ciamik di tahun 2019 lalu, hampir semua lini bergerak agar menghasilkan buat perusahaan. Hasilnya pun membanggakan manajemen dan pemegang saham, yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PT Pegadaian (Persero) tercatat berhasil mendongkrak laba sebesar 48,76 persen di sepanjang 2019 lalu. Apa saja strateginya?
Direktur Keuangan Pegadaian Ninis Kesuma Adriani memaparkan strategi bisnis terintegrasi menjadi kunci perusahaan tumbuh dengan kokoh pada 2019 lalu. Strategi ini mencakup seluruh lini usaha perusahaan.
“Mulai dari b to b [business to business], kami sudah punya 541 perusahaan mitra dari BUMN dan non BUMN, dengan tujuan mensinergikan produk Pegadaian dengan kebutuhan mitra tersebut,” ujar Ninis, Kamis (13/2/2020).
Selain menambah mitra, secara internal pihaknya memiliki 351 marketing eksekutif yang menangani pemasaran b to b.
Kemudian 2019 lalu, Pegadaian meluncurkan employee get customer. Dengan langkah ini seluruh karyawan perusahaan, sekaligus menjadi pemasar produk, dengan imbalan berupa reward.
Dengan sejumlah langkah tersebut, Pegadaian berhasil mencatat omset penjualan emas senilai Rp4,4 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 378.000 orang.
Berdasarkan laporan keuangan, Pegadaian membukukan laba komprehensif sebesar Rp4,33 triliun sepanjang 2019 lalu.
Capaian laba ini melonjak 48,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2018 laba komprehensif perusahaan gadai tertua di Indonesia ini Rp2,91 triliun.
Pegadaian membukukan pendapatan Rp17,69 triliun tahun lalu. Naik 38,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp12,74 triliun.
Meski kinerja perseroan kinclong tahun lalu, tapi perseroan berencana untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp10 triliun mulai triwulan II/2020.
Direktur Keuangan Pegadaian Ninis Kesuma Adriani menuturkan obligasi ini dirancang untuk kebutuhan pendanaan perusahaan dalam 2 tahun ke depan. Untuk tahap awal obligasi akan ditawarkan kepada investor pada April 2020 .
“Obligasi prosesnya sedang berjalan, izin sudah kami dapat. Nilainya Rp10 triliun dalam dua tahun, untuk tahap awal kami terbitkan triwulan II/2020 ini,” kata Ninis di sela pamaparan kinerja Pegadaian 2019 di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Emisi awal obligasi berkelanjutan ini disiapkan senilai Rp4 triliun. Perusahaan merancang dapat meluncurkan ke pasar pada April mendatang.
Untuk kelancaran peluncuran obligasi berkelanjutan ini, Pegadaian telah menunjuk lima sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Sekuritas ini terdiri dari empat perusahaan yang terafiliasi dengan badan usaha milik negara dan satu manajer investasi dari swasta.
Para manajer investasi ini yakni Mandiri sekuritas, Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Indopremier.
Ninis menyebutkan obligasi ini akan dilepas dalam beberapa pilihan tenor yakni 1 tahun, 3 tahun, dan jangka panjang 5 tahun.
“Penentuan tenor obligasi ini akan diputuskan tergantung kondisi pasar surat utang ke depan,” katanya.
Dana dari obligasi ini, katanya sebagian digunakan untuk membayar surat utang jatuh tempo senilai Rp2,3 triliun. Selain itu juga digunakan untuk modal kerja.