Marketnews.id Akibat virus Corona, hampir semua negara merevisi target pertumbuhan yang akan mereka capai dalam tahun ini. Indonesia, sebagai negara yang aktif bertransaksi dengan sumber virus yakni China mau tidak mau harus merivisi target pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui, Pemerintah mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2020 bakal terpangkas sekitar 0,3 persen akibat virus corona di China. Hal itu terjadi karena China selama ini menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor produk nasional. Proyeksi sementara pertumbuhan ekonomi akan berada di level 4,7 persen.
Sri Mulyani, Menteri Keuangan mengatakan pemerintah tengah menyiapkan beberapa kebijakan agar pertumbuhan ekonomi tidak tergerus semakin dalam. Stimulus tersebut utamanya adalah untuk menggenjot sektor pariwisata, perdagangan dan sektor riil karena secara langsung terdampak oleh permintaan China yang sedang terjangkit virus corona.
Untuk insentif di sektor pariwisata, pemerintah memberikan diskon tiket pariwisata sebesar 30 persen yang terdiri dari diskon harga avtur bagi maskapai dan jasa handling pesawat di bandara. Diskon ini diberikan melalui PT Pertamina (Persero) dan PT Angkasa Pura (Persero). Dengan adanya diskon ini maka maskapai bisa menjual tiket lebih murah kepada masyarakat. Ditambah lagi diskon tiket dari masing-masing maskapai sekitar 20 persen sehingga total bisa mencapai 50 persen.
Sri Mulyani mengungkapkan dengan adanya diskon ini diharapkan bisa mendorong sektor wisata dalam negeri yang terdampak virus corona dimana wisatawan dari China akan terancam berkurang lantaran tidak adanya penerbangan yang melayani ke Indonesia.
Dengan diskon ini berharap potensi kehilangan wisatawan dari China bisa tergantikan dari wisatawan domestik atau wisatawan dari negara – negara selain China.
“Sektor pariwisata kita berikan paket diskonnya, kita harapkan ini bisa tingkatkan minat dari traveling dalam negeri dan negara dari luar RRT (China),” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (26/2).
Selain itu, pemerintah daerah tidak akan menarik pajak restoran dan hotel selama enam bulan di 10 destinasi pariwisata prioritas. Hal ini diperlukan agar pengusaha tidak terbebani kewajiban pajak di tengah potensi lesunya sektor pariwisata. Sebagai penggantinya, pemerintah daerah akan diberikan dana cadangan APBN sebesar Rp3,3 triliun sebagai dana hibah.
Sementara itu untuk sektor riil, khususnya properti, pemerintah bakal turunkan bunga KPR ke 5 persen selama 10 tahun. Dia berharap dengan adanya stimulus ini minat masyarakat untuk membeli perumahan terdongkrak.
Menurutnya ada sekitar 174 sektor turunan yang akan terdampak apabila sektor properti tumbuh. Di saat yang sama pemerintah tetap akan mengucurkan subsidi bunga bagi pembelian rumah sederhana.
“Kita ingin dunia usaha melihat pemerintah membuat ruangan bagi anda lebih lega. Jika sektor properti ini tumbuh akan banyak multiplier effectnya banyak sekali,” ujar Sri Mulyani.