Marketnews.id Guna menjaga perdagangan saham yang teratur, wajar dan efisein. Otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham PT Hotel Mandarine Regency TBK (HOME)
Tentunya, pengehentian sementara ini membuat pemegang saham harus ekstra waspada. Seperti diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), setelah menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait permintaan penghentian transaksi HOME.
Berdasarkan pengumuman BEI yang dirilis di Jakarta, Senin (3/1), keputusan BEI untuk melakukan suspensi saham HOME tersebut untuk menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.
“Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Hotel Mandarine Regency Tbk di seluruh pasar sejak Sesi I Perdagangan Efek pada Senin, 3 Januari 2020,” kata Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Goklas Tambunan.
Pembukaan suspensi atas saham HOME hanya dapat dipertimbangkan apabila manajemen Hotel Mandarine Regency telah memenuhi kewajiban kepada BEI. Selain itu, apabila OJK telah memerintahkan untuk membuka suspensi perdagangan HOME.
“Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” ujar Goklas dalam pengumuman BEI tersebut.
Sebelumnya, HOME melalui keterbukaan informasi yang dilansir BEI di Jakarta, Senin (20/1) menyampaikan bahwa perseroan merencanakan pengalokasian modal kerja Rp390 miliar yang diperoleh dari pinjaman kepada PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) sebesar Rp300 miliar maupun dari sebagian dana Penawaran Umum Terbatas (PUT) II senilai Rp90 miliar.
Rencana itu disampaikan Presiden Direktur HOME, Bayu Widia Prakoso dalam keterbukaan informasi HOME. “Perseroan merencanakan kebutuhan modal kerja lebih kurang sebesar Rp390 miliar,” kata Bayu.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, HOME menerima pinjaman dari MAYA dengan plafond Rp300 miliar untuk modal kerja, sedangkan HOME juga menerima dana hasil PUT II mencapai Rp1,99 triliun yang sebesar 4,55 persennya akan digunakan untuk modal kerja.
Bayu menyebutkan, anggaran modal kerja yang bersumber dari MAYA akan dimanfaatkan untuk pembayaran biaya operasional, pembayaran utang kepada pihak ketiga (pemasok), bunga pinjaman dan sebagian untuk pengurusan lahan melalui PT Tisarana Inti Semesta (TIS).
“Penggunaan modal kerja yang berasal dari PUT II sebesar Rp90 miliar adalah untuk keperluan operasional perusahaan, antara lain pembayaran utang kepada pemasok (pihak ketiga) dan biaya operasional lainnya,” papar Bayu.
Lebih jauh Bayu.menjelaskan, terdapat perubahan penggunaan dana hasil PUT II dari peningkatan modal kerja HOME dan entitas anak menjadi investasi ke TIS yang telah disetujui RUPS -Luar Biasa. HOME berencana melakukan penyertaan pada TIS sebesar Rp1,81 triliun.
Setelah TIS diakuisisi, perseroan berencana mengembangkan proyek mini satellite city.
Terkait permintaan penjelasan dari BEI mengenai keterlambatan HOME dalam menyampaikan Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek, Bayu mengungkapkan bahwa pemegang saham di atas 5 persen dipegang oleh satu orang, Dicky Tjokrosaputro dengan jumlah lembar saham sebanyak 1.458.830.500 unit, ujarnya.