Marketnews.id Bisnis perbankan dan sawit, termasuk bisnis yang paling awal mencatatkan sahamnya d lantai BEI. Jadi tidak heran peminat kedua saham ini juga besar. Bahkan kedua emiten ini mengakui kelebihan permintaan atas sahamnya dimiliki masa penawaran. Buat investor kedua emiten ini bukan bisnis baru buat Investor saham.
Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia kedatangan dua emiten baru di awal tahun 2020. Keduanya adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA).
Bank Amar jadi emiten ke-2 yang tercatat di tahun 2020 dengan melepas 1,2 miliar saham dengan harga penawaran umum Rp 174 per saham. Bank Amar merupakan bagian dari Tolaram Group. Saat debut perdana, saham keduanya melambung tinggi dan menyentuh level auto reject atas (ARA) atau batas penolakan kenaikan dalam sehari perdagangan.
Saham Bank Amar terpantau menguat 68,97% ke level Rp 294 per saham atau naik 120 poin setelah ditransaksikan sebanyak 444 kali dengan volume 6,54 juta lot saham.
Direktur Utama Bank Amar, Vishal Tulsian menyatakan setelah melepas saham perdana lewat IPO (initial public offering/IPO), perseroan akan fokus pada layanan di sektor teknologi finansial (fintech) yang saat ini belum terjamah layanan perbankan konvensional.
“Dana hasil IPO akan dipakai untuk pengembangan fintech Tunaiku,” kata Vishal di Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta, Kamis (9/01/2020).
Sementara itu, Cisadane Sawit Raya melepas 410 juta saham baru atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran umum Rp 125 per saham.
Saat debut perdana, saham CSRA terpantau menguat 69,6% ke level Rp 212 atau menyentuh batas auto reject atas setelah ditransaksikan sebanyak 8 kali dengan volume 526 ribu lot saham.
Dari IPO ini, Cisadane meraup dana segar Rp 51,25 miliar. Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Direktur Utama CSRA Gita Sapta Adi menyatakan, IPO ini menjadi milestone dari perjalanan PT Cisadane Sawit Raya menjadi perusahaan publik yang transparan dan bertanggung jawab kepada seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnis ke depan.
Rencananya, dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek, seluruh dana hasil IPO akan dipergunakan untuk pembelian pupuk, pembelian tandan buah segar (TBS) yang berasal dari masyarakat, dan pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat dan konstruksi.